Mohon tunggu...
Wahyu Aji
Wahyu Aji Mohon Tunggu... Administrasi - ya begitulah

Insan yang suka mendeskripsikan masalah dengan gaya santai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Troya Sosial Media

20 September 2020   08:25 Diperbarui: 20 September 2020   08:31 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Netflix The Social Dilemma

Rasanya sulit melepaskan sosial media sekarang ini. Sebuah pernyataan yang juga sebenarnya klise. Selepas menonton The Social Dilemma, sebuah dokumenter sinema dari Netflix, saya seolah mengakui diri sendiri. Bahwa kecanduan kini memiliki barang baru. Sosial media namanya. Gawai pintu depannya. Satu hari tanpa memegang gawai, seolah belahan diri hilang.

Keimanan kini bertambah satu agama baru. Gawai dan sang nabinya, sosial media. Bangun tidur, buka gawai, cek status Whatsapp. Sambil makan, buka gawai, unggah foto di Instagram. Istirahat kerja, buka gawai, stalking di Facebook. Sebelum masuk toilet, berdoa buka Youtube, tonton sambil menunggu limbah keluar. Teringat satu unggahan twitter dari kerabat, yang bunyinya "hapeku adalah berhala". Dan mengingat tweet tersebut, adalah salah satu keimanan saya.

Dalam The Social Dilemma, Tristan menjelaskan bahwa teknologi bisa menjadi pesulap agung terbaik masa kini. Ia dapat memanipulasi pikiran dan persepsi. Bedanya dengan para pakar sulap dulu, teknologi lebih tahu apa yang Anda lakukan. Prediksi yang sangat presisi adalah keunggulannya. 

Dalam aplikasi yang kita pakai, sosial media yang kita pasang. Tombol like, unggah, rekomendasi adalah trik teranyar pesulap ini. Mereka tahu apa yang memungkinkan Anda sukai. Objek apa yang cocok dengan perilaku Anda belakangan ini. Sejarah Anda terekam akurat. Kemudian menyediakan beragam pintu di balik layar gawai. Untuk diketuk dan dimasuki. Yang sebenarnya sudah disusun rapi, Anda akan kesana dan kesini. Seperti pilihan "kartu ini telah diacak" yang selalu dibilang pesulap. Trik pamungkasnya disana.

Di balik layar, para desainer dan kreator program tak hanya paham kode biner. Ataupun bahasa komputer lainnya. Mereka juga paham psikologi manusia. Mereka paham bagaimana seseorang akan berpikir dan bertindak. Contohnya saja, seberapa sering Anda menemukan objek yang sesuai dengan jejak intenet yang dilalui?. 

Objek yang tiba-tiba muncul di kolom pencarian Google, ataupun tampil di sepanjang sisi situs yang dikunjungi. Atau Anda justru tidak menyadarinya. Nyatanya benar adanya. Seolah menunjukkan jejak kaki penjahat yang harus diikuti. Menuntun ke satu tujuan. Dan kita dijejali dengan segala informasi mengenai itu. Untuk semakin membentuk pikiran dalam alam bawah sadar. Semakin dihujani, semakin menjadi sebuah fakta yang meyakinkan bagi seseorang. Untuk akhirnya, klik sesuai prediksi.

Sosial media dan kerabatnya sangat ahli dalam persuasi. Mereka, benda tersebut meyakinkan penggunannya untuk terpengaruh melakukan sesuatu. Sihir apa yang membuat mereka mampu melakukan hal tersebut. Mengetahui apa yang Anda suka. Sebelum masuk aplikasi, sebelum memasangnya, bukankah ada data yang perlu diisi. 

Nama, tanggal lahir, tahun lahir, tempat tinggal, makanan kesukaan, komunitas favorit. Selepas itu, sosial media akan melahirkan deretan sihir baru. "oh kamu lahir tahun sekian, umur sekian. Ini orang-orang yang mungkin kamu kenal dan satu hobi", kemudian terus menggiring Anda ke satu tempat lainnya.

 "Oh, kamu suka orang ini, selama 30 menit menghabiskan waktu untuk memandangi Instagramnya. Ini, kegiatan lainnya yang bisa kamu ikuti". Kemudian perlahan manipulasi memasuki. "Oh, kamu sering membuka situs ini, menyukai kategori video ini. Ini barang yang cocok untuk kamu". Terus dan terus, hingga kita menganggap itu sebuah kebiasaan.

Menyinggung sisi psikologi manusia, sosial media teramat ahli. Sosial media tahu titik rentan untuk Anda terus menatap layar gawai. Isu bahwa sosial media berdampak pada psikis, stress, tindakan sosial, adalah bukan hal yang baru. Pengguna sosial media di dunia ratusan juta. Ratusan miliar aktivitas di jagat maya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun