Mohon tunggu...
Wahyu Sandari
Wahyu Sandari Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis untuk menginspirasi dan menghibur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pasca Sarjana Fisika Mengajar Santri Tuli Abata

20 Juni 2022   09:32 Diperbarui: 22 Juni 2022   09:14 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ponpes Abata, foto santri

Mungkin Anda tak asing lagi mendengar istilah tuli, tapi Anda akan heran saat tahu ada pesantren gratis untuk anak-anak tuli menghafal Al-qur'an. Seperti yang dialami oleh Erlita Agustina, seorang sarjana pendidikan fisika.

Ketika mengetahui Pesantren Abata pertama kali, wanita yang biasa dipanggil Tata ini merasa takjub, terlebih saat tahu para santri di pondok itu belajar bahasa verbal sehingga mampu memahami pembicaraan orang lain.

Pesantren Abata sendiri sudah lima tahun berdiri. Sekarang ada puluhan santri yang mondok di sana. Mereka tidak hanya belajar membaca dan menghafal Al-qur'an, tapi juga ilmu akademik umum.

Awalnya, wanita kelahiran 10 agustus 1995 ini mendapat info lowongan kerja dari temannya di media sosial. Kebetulan info yang tertera di lowongan itu tidak mengharuskan calon guru lulusan pendidikan Sekolah Luar Biasa namun sarjana pendidikan, seperti PGSD, PGPAUD, dll.

Hal ini dikarenakan di Temanggung sendiri masih minim tenaga pengajar yang berasal dari lulusan sekolah luar biasa. Terapis wicara pun masih banyak didatangkan dari luar kota.

Tata berani mengambil langkah untuk mencalonkan diri menjadi guru di sana. Berbekal ilmu, pengalaman, dan kesesuaian jurusan semasa kuliah, ia akhirnya diterima dan mulai mengajar pada bulan September tahun 2021 di jenjang SMP.

Di awal bekerja, wanita ini sempat mengalami kesulitan karena tidak mempunyai basic mengajar anak tunarungu/tuli. Selain itu, tidak adanya materi khusus yang harus disampaikan ke anak-anak waktu itu membuat Tata makin kebingungan.

Namun, seiring berjalannya waktu, wanita kelahiran Magelang ini menerima berbagai pelatihan tentang ketunarungunan, cara berkomunikasi dengan anak-anak, cara menangani mereka, dll.

Sumber: Ponpes Abata, foto santri
Sumber: Ponpes Abata, foto santri

Pelatihan seperti tadi diadakan oleh Yayasan Abata untuk meningkatkan skill, pengetahuan dan wawasan ketunarunguan para ustazah Abata. Di samping itu, mereka bisa lebih menjiwai, paham karakteristik anak-anak tunarungu, lebih percaya diri, dan tahu cara  menangani anak didiknya.

Tidak hanya fisika yang diajarkan oleh Tata, tapi juga berbagai macam mata pelajaran termasuk olah raga. Ia berusaha menyesuaikan diri dengan mengajar sebaik mungkin, memahami bagaimana anak-anak didiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun