Mohon tunggu...
Wahyu Purnomo
Wahyu Purnomo Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa tingkat akhir prodi Sastra Indonesia. nyambi skripsi: kerja!

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ultras di Indonesia

18 Maret 2019   12:29 Diperbarui: 20 Maret 2019   14:33 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat apa yang terjadi pada musim-musim ke belakang di mana gaya ultras mulai mewabah di stadion-stadion di Indonesia. Liga Indonesia memang mempunyai beberapa khas bila dibandingkan dengan liga-liga di negara tetangga kita ASEAN. Dari beberapa khas tersebut salah satunya adalah tingginya atensi penonton saat menyaksikan pertandingan sepak bola, berbeda dari beberapa negara tetangga yang kadang hanya ramai ketika yang bertanding adalah tim nasionalnya.

Di Indonesia, kebanyakan penduduknya adalah penggila sepakbola yang mempunyai antusiasme tinggi untuk menyaksikan sepakbola langsung di stadion. Hal ini tentu saja menjadi sebuah kabar yang positif mengingat setiap klub yang berlaga membutuhkan dukungan langsung dari suporter setianya juga sebagai salah satu sumber pemasukan tim selain sponsorship atau penjualan aksesori tim.

Gelitat perkembangan kelompok suporter di Indonesia sendiri dapat dikatakan mulai lahir pada musim kompetisi 1988 di perserikatan. Saat itu Persebaya Surabaya yang melakoni partai final perserikatan di Senayan memberangkatkan ribuan suporternya Bonek melalui inisiasi Jawa Pos yang saat itu dipimpin oleh Dahlan Iskan. Dari perjalanan final perserikatan yang dikenal dengan istilah Tret Tet Tet inilah mobilisasi pendukung untuk bertandang ke kandang lawan saat tim berlaga dimulai dan mulai diikuti oleh berbagai kelompok lainnya dalam memberi dukungan pada tim kebanggaannya.

Dari tahun ke tahun perkembangan gaya suporter di Indonesia menunjukan gejala yang semakin baik. Salah satunya adalah masuknya berbagai budaya suporter dari mancanegara untuk dijadikan kiblat dalam memberi dukungan pada timnya. Pada tahun-tahun sebelum 2008/2009 hampir semua kelompok suporter di Indonesia mendukung timnya dengan corak-corak tradisional.

Misalnya melalui lagu-lagu yang mengadaptasi dari lagu yang sufah ada sebelumnya yang sifatnya kedaerahan seperti misalnya lagu Iwak Peyek yang diadaptasi oleh Bonek maupun kelompok lainnya. Sebelum musim tersebut dapat dikatakan setiap kelompok suporter memiliki corak yang hampir sama bahkan beberapa memiliki kemiripan salah satunya adalah dari lagu-lagunya.

Pada musim kompetisi 2008/09 inilah bisa dikatakan sebagai awal munculnya tren ultras di berbagai kelompok suporter di Indonesia. Dimulai oleh BCS(Brigata Curva Sud) yang sebelumnya adalah bagian dari Slemania, BCS memilih untuk mengkiblatkan diri mereka pada ultras Italia dalam memberikan dukungannya pada PSS Sleman. Perlahan namun pasti kelompok yang menghuni tribun selatan stadion Maguwoharjo ini menjadi pionir merebaknya gaya ultras di Indonesia.

Ultras sendiri adalah sebutan bagi sekelompok suporter yang mendukung timnya dengan cara yang berbeda dengan kebanyakan kelompok tradisional lainnya, nama ultras sendiri diambil dari bahasa latin yang berarti di luar kebiasaan. Dalam praktiknya kebiasaan ultras ini dapat dikatakan berbeda dari kelompok tradisional misalnya melalui busana yang dipakai saat mendukung tim yang berlaga jika melihat BCS kelompok ini selalu menggunakan pakaian hitam-hitam dalam mendukung timnya berbeda dengan kelompok lain yang lebih menggunakan aksesori dari timnya. Selain dari gaya busananya khas dari ultras adalah kelompok ini selalu menyanyi sepanjang 90 menit untuk mendukung tim kebanggaannya.

Kini setelah bertahun-tahun kelompok BCS menjadi semakin besar dan menjadi inspirasi bagi kelompok-kelompok ultras lainnya. Setelah BCS lahir dapat dikatakan bahwa ultras adalah salah satu arus besar bagi beberapa kelompok suporter dalam mendukung timnya. Meskipun tidak semua kelompok berhaluan ultras dan masih berpaham tradisional kelompok-kelompok suporter nyatanya masih berdampingan dan memberikan dinamika baru di sepak bola Indonesia walaupun tak jarang terjadi friksi antara beberapa kelompok yang berbeda paham meskipun mendukung tim yang sama, misalnya yang pernah terjadi antara BCS-Slemania atau FCC-Bobotoh.

Selain BCS banyak lagi kelompok pendukung yang berpaham ultras di antaranya adalah North Side Boys Bali United, Curva Boys Persela, Geng Rembol Warrior Persinga, Green Nord Persebaya, Flower City Casual Persib, Great Bull Boys MPFC, Ultras Jakarta, dan berbagai kelompok lainnya. Tentu saja tiap-tiap kelompok mempunyai khasnya masing-masing dalam memberikan dukungan pada tim kebanggaannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun