Mohon tunggu...
Noer Wahid
Noer Wahid Mohon Tunggu... Penulis lepas di usia senja - Wakil Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia Cabang Sumut - Ketua Lembaga Pusaka Bangsa -

Seorang sepuh yang menikmati usia senja dengan aksara. E-mail ; nurwahid1940@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akar Pancasila Itu Marhaenisme

7 Januari 2018   16:30 Diperbarui: 7 Januari 2018   16:36 4413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (gmnibanjarmasin.blogspot.com)

Untuk menapak ideology actualityitu kita akan mulai melangkah kedalam korelasi ideologi interaktif antara Marhaenisme dan Pancasila. Berbicara korelasi ideologi interaktifbiarkanlah ideologi-ideologiitu mempertahankan jumlah sila-silanya sendiri. Pancasila tetap 5 sila dan Marhaenisme begitu pula, tetap 3 sila. Sebab, kalau sama jumlah silanya tak perlu lagi bicara soal korelasi ideologi.  

Maka dalam kedudukan seperti itu perlu digaris bawahi adanya perbedaan antara Socio nasionalisme dan Socio demokrasi ketika dua sila ideologitersebut akan dikorelasikandengan sila-silayang ada didalam Pancasila.

Socio nasionalisme itu adalah suatu sila ideologiyang dapat dianggap statis jika dibandingkan dengan sila ideologi Socio demokrasi tetapi, kedua sila ideologiitu tetap saja dinamis.

Setelah sila keduadan sila ketiga dari Pancasila diperas menjadi satu yang disebut Socio nasionalisme maka sila ideologi tersebut menjadi dinamis, segera bekerja. Begitu pula dengan sila keempatdan sila kelimadari Pancasila itu setelah diperas menjadi satu yang disebut Socio demokrasi maka sudah pasti sila ideologiini juga menjadi dinamis, segera bekerja.

Bedanya diantara kedua sila ideologiitu terletak pada aktualisasinya. Sila ideologi Socio nasionalisme itu mungkin lebih banyak pada sisi teoritisnyaketimbang aktualisasinya.Sementara pada sila ideologi Socio demokrasi tersebut akan banyak direpotkan oleh aktualisasinya daripada teoritisnya.

Dengan kata lain, Socio nasionalisme itu lebih difokuskan kepada pembangunan bangsa untuk membentuk sikap mental yang nasionalistis.  Kita menyadari bahwa belakangan ini bangsa kita sudah hampir kehilangan jati dirinya sebagai suatu ras yang berdaulat disebabkan adanya gapyang menganga lebar diantara kepercayaan dan peri kehidupan. Bangsa kita sedang mengalami krisis ideologi.

Untuk Socio demokrasi itu kita harus menangkap maksudnya bahwa disitu yang ditekankan bagaimana mengantarkan bangsa ini untuk mencapai apa yang telah dicita-citakan oleh Proklamasi kita. Tetapi, disini sepertinya bangsa kita itu sendiri semakin jauh jaraknya dari cita-cita Proklamasi tersebut. Tentu saja disini terjadi apa yang dinamakan krisis kepercayaan yang membebani krisis ideologi tadi.

Maka untuk itu, baik Socio nasionalisme maupun Socio demokrasi, yang tadinya bersifat dinamisitu haruslah menjadi sila-sila ideologiyang sensisitifatas semua perkembangan yang ada dikalangan masyarakat bangsa. Cepat tanggap dan cepat jawab, begitulah seharusnya.

Meskipun Socio nasionalisme itu dikatakan statistetapi sila ideologiini haruslah cepat tanggap. Apa lagi dengan Socio demokrasiyang dikatakan dinamisitu haruslah lebih pekalagi atas semua perkembangan.

Mengapa bisa seperti itu ?  Tiada lain disebabkan, baik Socio nasionalisme mau-pun Socio demokrasi, kedua sila ideologiitu bersifat pedang bermata dua.Kalau pada Socio nasionalisme mata pedang yang satu sila kedua dan mata pedang yang satu lagi sila ketigadari Pancasila. Analogdengan itu terdapat juga pada Socio demokrasi. 

Pandangan lebih jauh tentang kedua sila ideologi tersebut rasanya tak mungkin bisa dilanjutkan lagi mengingat ruangannya terbatas. Jika Anda mengaku dirinya seorang Marhaenissilahkan saja menyibukkan diri mengolah selanjutnya. Pribadi saya, selaku penulis risalah ini, hanya bisa mengantarkan sampai disini saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun