Mohon tunggu...
Noer Wahid
Noer Wahid Mohon Tunggu... Penulis lepas di usia senja - Wakil Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia Cabang Sumut - Ketua Lembaga Pusaka Bangsa -

Seorang sepuh yang menikmati usia senja dengan aksara. E-mail ; nurwahid1940@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kekejaman Belanda Menumpas Pemberontakan Rakyat

19 November 2017   21:19 Diperbarui: 19 November 2017   21:24 2252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar ; habahate.blogspot.co.id)

Sudahlah fasilitas tidak memadai ditambah pula dengan perlakuan yang tidak manusiawi menambah panjang penderitaan para pejuang rakyat pada waktu itu. Bukan tidak ada yang mati menemui ajalnya pada waktu dilakukan pemeriksaan oleh pihak Belanda kepada para Pemberontak tersebut.

Bagaimana tidak, ketika dilakukan pemeriksaan kepada para Pemberontak itu selalu dibarengi beragam penyiksaan oleh juru periksa. Terkadang dari kamar periksa di kantor penjara terdengar jeritan yang menyayat hati.

Kalau dipukul dengan popor senjata, atau dengan rotan semambuyang besar itu, atau ditendang dengan kaki, atau ditampar dengan tangan, semua itu sudah biasa, sudah menjadi makanan setiap hari.

Tetapi, ketika tahanan politikitu ada yang diperiksa secara lebih kejam lagi diluar batas kemanusiaan, bagaimanakah tidak terjadi jeritan dari kamar juru periksa itu. Jari-jari tangannya itu disepitkan di daun pintu lalu, pintunya ditutup cepat. Banyak yang diperlakukan seperti ini jari-jarinya patah bahkan, ada yang putus.

Disamping perlakukan seperti itu ada pula diantara tahanan politikitu diperlakukan dengan menjepit jari-jari tangannya dengan kaki meja atau kaki kursi. Lalu, meja atau kursinya itu diduduki oleh sipir-sipirpenjara itu. Dengan cara yang seperti inipun juga menimbulkan akibat yang fatalpada jari-jari tangan para tahanan politiktersebut.

Yang diluar batas kesopanan manusia terjadi juga disini tatkala para tahanan politikitu disuruh keluar dari sel-sel untuk pergi mandi. Mereka disuruh telanjang bulat semuanya lalu, berbaris dengan berjongkok menuju kamar mandi. Dalam berbaris itulah rotan semambuitu selalu hinggap ditubuh mereka satu per satu dibarengi bentak dan hardik yang menyakitkan hati, ada yang disebut inlander, komunis, anjing, babi, monyet, dan sebagainya.

Tiba di kamar mandi bukan bisa mandi sepuasnya, air untuk mandi dijatah. Hanya dapat satu gayung untuk satu orang. Mandi seperti itu dinamakan mandi pas foto, tak lebih sekedar membasahi kepala saja.

Membuang hajat besar (beol, bahasa kerennya Medan) tidak bisa di kamar mandi, harus di sel masing-masing sebab, disitu sudah disediakan tong-tong menampung kotoran manusia. Ketika mandi pagi itulah tong-tong tadi dibawa oleh dua orang tahanan politiktersebut menuju kamar mandi untuk dibuang di tempat tertentu.

Suatu saat terjadi suatu insidenyang menggelikan. Ketika tong-tong yang berisikan kotoran manusia itu dibawa ke kamar mandi oleh dua orang tahanan politikyang mendapat giliran tugas untuk itu, mereka melakukan kesalahan teknis. Mungkin karena gugupnya akibat dibentak-bentak mereka lalu membuangnya ke bak mandi, bukan ke tempat yang semestinya.

Kontan bak mandi tadi menjadi kotor dan pecahlah tawa orang banyak mendengar kejadian itu. Bertambahlah tugas orang yang membuang tadi, sudahlah membawa tong-tong itu dari sel kini ditambah pula harus membersihkan bak mandi tersebut.

Keganasan Belanda tidak hanya terjadi di Silungkang saja tetapi terjadi juga di tempat-tempat lain. Ketika terjadi pertempuran antara para Pemberontak dengan tentara marsoseBelanda di Kota Padang, Sumatera Barat maka di kedua belah pihak banyak korban yang berguguran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun