Mohon tunggu...
Wahadah Atika
Wahadah Atika Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

Semoga bermanfaat!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Teknik Deteksi Permasalahan Anak

8 Desember 2020   21:30 Diperbarui: 8 Desember 2020   21:33 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Stimulasi yang tepat akan merangsang otak anak sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosial-emosional dan kemandirian pada anak berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukans ejak dini agar mengetahuai adanya penyimpangan terhadap tumbuh kembang anak, serta meninjak lanjuti keluhan dari orang tua. 

Apabila ditemukan ada penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat. Apabila anak perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi. Berikut pada artkel ini akan dibahasa bagaimana cara memahami proses detekksi dini berdasarkana alat pengumpulan data, beserta tindak lanjut yang harus dilakukan.

Teknik Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Ada banyak cara dalam melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak yaitu dengan melakukan skrining pemeriksaan perkembangan anak. Skrining merupakan kegiatan pemeriksaan secara singkan untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini. Tujuan skrining sendiri untuk memantau tumbuh kembanga anak, dan untuk menemukan serta meninjak lanjuti penyimpangan yang terjadi pada anak. Skrining dapat dilakukan oleh guru, orangtua, dan tenaga kesehatan. Adapun beberapa cara lain dalam memantau tumbuh kembang anak, antara lain:

1. Menentukan status gizi anak, yang terdiri dari berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan berat badan secara umum dapat dilakukan setiap bulan secara rutin di posyandu. Apabila ditemukan anak dengan berat badan tidak naik dua kali berturut-turut atau anak dengan berat badan di bawah garis merah, kader merujuk ke petugas kesehatan untuk dilakukan konfirmasi dengan menggunakan indikator berat badan menurut tinggi badan.

Jadwal pengukuran BB dan TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang anak. Pengukuran dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan atau non kesehatan terlatih, desangkan untuk penilaian BB dan TB hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan.

2. Tes daya dengar (TDD) untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, dan jikalau pun terjadi akan ditinjaklanjuti untuk meningkatkan pendengaran dan bicara anak. TDD dapat dilakukan setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih lainnya. Tenaga kesehatan mempunyai kewajiban memvalidasi hasil pemeriksaan tenaga lainnya.

3. Tes daya lihat (TDL) mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.

4. Deteksi dini penyimpangan perilaku emosional merupakan pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah perilaku emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan perilaku emosional terlambat diketahui, maka lntervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun