Hari itu di mana tangisan pertama si kecil, saatnya untuk merasakan aura dunia yang kini semakin tua. Mata yang selalu terpejam, tangan serta kaki yang halus dan mungil. Yah! itulah aku Rara Anatasya si kecil tanpa dosa yang kini telah tumbuh berumur 3 tahun.
Hari ini di mana hati sangat bahagia aku dengan seragam baruku serta semua yang ku pakai, mama yang mengantar ke sekolah pertamaku. Dimana pertama kalinya aku memiliki teman dibangku sekolah TK, dimana kita hanya bermain dan bermain. dan hari itu kita hanya berkenalan lalu pulang. Aku pun mengunjungi rumah nenek dengan kenyamanan berada digendongan ayah.
"Assalamu'alaikum..." ucap Ayah sambil mengetuk pintu dan menggendongku.
"Wa'alaikumsalam" ujar tante sambil tersenyum.
Ayah pun masuk sambil menggendongku, dan nenek menyambutku dengan senang hati. Kasih sayang beliau terhadap cucu-cucunya yang begitu mulia membuatku nyaman atas apa yang diperlakukan. Tante yang selalu menemani nenek dan merawatnya dengan ketulusan hati.
"Makan sini ra! Mau jajan? sini loh sama nenek" ucap nenekku sambil mengasih makanan entah apa itu, aku slalu menyukainya.
"Mau jajan" ucapku sambil mengambil makanan tersebut.
"Bilang apa?" tanya ayah sambil tersenyum.
"Terimakasih" ayah dan aku pun mengucapkannya secara bersamaan.
"Nenek gak dikasih nih?" tanya nenek dengan candaan raut wajah yang mengkerut.
"Gak boleh, ini punyaku..." ucapku sambil menunjukkan wajah marahku dengan membalik badan.
Semuanya tertawa lepas dengan tingkahku entah kelucuan apa yang membuatku tertawa, aku bahagia dengan itu meskipun saat itu tak bisa merasakannya karena di usiaku yang belum tau apa-apa. dan disitu ayah selalu mengajarkanku untuk selalu berterimakasih  dalam arti harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita.
Ayah menceritakan sekolah baruku serta semua tingkahku yang telah diceritakan mama saat itu kepada nenek.
"Rara udah sekolah yaa..., gimana suka nggak punya teman banyak? jangan nakal ya" ucap nenek sambil mengejek.
aku pun hanya diam sambil makan. hehe.. namanya juga anak kecil.
"Iya dong suka, pokoknya paling pinter deh" ucap ayah sambil tersenyum.
Hari mulai larut banyak kata yang telah terucap oleh ayah dan nenek, aku mulai mengantuk dan akhirnya ayah membawaku pulang. Sesampai dirumah aku tertidur pulas, diatas kasur dikelilingi dengan boneka-boneka kesayanganku dan ciuman yang begitu manis dari ayah dan mama.