MERANGIN - Upaya percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Bumi Tali Undang Tambang Teliti dibawah komando Al Haris selaku ketua tim gugus tugas Covid-19 kabupaten wajib diacungi jempol.
Suka tak suka harus diakui Al Haris tanggap dan benar-benar telah menghibahkan waktunya, mencurah penuh fikirannya untuk keselamatan warga Merangin dari ancaman virus terganas yang saat ini dirasakan seluruh dunia.
Berbagai terobosan telah dilakukan dari membuat kebijakan selaku atasan, bahkan turun tangan hingga pasang badan dan teranyar ia berujar mengikhlaskan nyawa dalam ikhtiarnya melawan virus yang telah menyebar.
Bertubi-tubi instruksi lisan hingga surat edaran ia keluarkan dari mewajibkan ASN sumbang 20 marker hingga sosialisasi keliling kota dan menyusuri lorong pasar sekedar sosialisasi pentingnya penggunaan masker, bak gaya demo telah ia coba.
"Pakai masker, mati banyak-mati banyak, pakai masker pak, pakai masker mak," kalimat ajakan ini sempat viral beberapa hari lalu, makna tersirat kalimat itu bahwa ia cukup geram atas sikap cuek warga yang abai akan pentingnya gunakan masker.
Singkat cerita, ratusan warga yang punya riwayat telah dirapid test, belasan orang hasilnya positif yang berlanjut ke uji swab, berdasarkan data terakhir pada Minggu 26 April 2020 sebanyak 10 orang warga Merangin telah terkonfirmasi positif Corona. Nauzubillah min zalik.
Menyikapi persolan itu, Al Haris kembali mengeluarkan edaran larangan warga luar Merangin memasuki wilayah administrasi yang dipimpinnya. Melalui pos jaga perbatasan wilayah yang rutin ia pantau kembali ia berharap kerja serius semua pihak dalam memutus mata rantai virus ini.
Tak hanya itu, jam malam juga ia berlakukan agar tak ada kongkow-kongkow di tempat-tempat keramaian agar sosial and physical distancing dapat diberlakukan, supaya gerakan 'stay at home' dapat dijalankan secara kaffah.
Menunjukkan sikap tanggung jawab sebagai 'bapak' Merangin, apalagi Al Haris kesulitan merujuk pasien Covid-19 ke rumah sakit rujukan dan mendapat penolakan alasan penuh, secara tegas ia putuskan untuk merawat pasien tersebut di RSD Kol Abundjani saja.
Soal status RSD Kol Abundjani yang bukan RS rujukan, Al Haris lalu tak hilang akal dan bergegas mengusulkan ke pemprov Jambi agar di ACC sebagai RS rujukan Covid-19, meski sampai saat ini penulis belum dapat kabar telah diteken Fachrori Umar atau belum.
Namun sebagai gambaran, di wilayah Jambi Barat rumah sakit rujukan Covid-19 ada di Bungo dan Sarolangun, secara kasat mata fasilitas RS Merangin harus kita sadari levelnya dibawah Bungo namun harus diakui posisinya di atas Sarolangun.