Mohon tunggu...
HIMUN ZUHRI
HIMUN ZUHRI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Penulis

Himun Zuhri seorang aktivis yang saat ini sebagai kuli tinta

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

AHY S14P, Sepertinya Belum untuk Presiden

11 Maret 2018   21:50 Diperbarui: 11 Maret 2018   23:20 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PARTAI Demokrat dibawah komando Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengukuhkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) demi menjamin kemenangan Demokrat di Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019.AHY merupakan kader ideologis dan biologis SBY, suami Annisa Pohan ini sepertinya telah disiapkan SBY sebagai pengganti posisi strategisnya di Partai berlambang bintang Mercy ini. Langkah itu dimulai dengan mengukuhkan AHY sebagai Kogasma Partai Demokrat untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.Sebab, dengan posisi tersebut AHY dipastikan selalu akan tampil hingga ke pelosok negeri terutama bagi daerah yang melaksanakan Pilkada. AHY berkesempatan jadi juru kampanye untuk calon kepala daerah yang diusul partai Demokrat. Dengan jabatan ini kesempatan meningkatkan popularitasnya terbuka lebar, posisi AHY mendadak jadi penting.

Harapan SBY terhadap putra sulungnya berkarir di kancah politik begitu besar, sebab di negara ini anak presiden sudah ada yang menjadi prisiden seperti presiden RI ke 5 Megawati Soekarno Putri. Tentu fakta ini juga impian SBY sebagai mantan presiden RI dua periode. (2004-2009, 2009-2014).

Oleh karenya, selain disiapkan sebagai pimpinan Partai Demokrat, AHY dipastikan juga disiapkan untuk memimpin republik ini. Meskipun putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas seorang politikus bahkan telah dua periode duduk sebagai anggota DPR RI, tetapi Ibas hanya sebatas Sekjend di Partai Demokrat dan itupun tak begitu menonjol.

Perlakuan SBY terhadap Ibas alias EBY dan AHY dalam dunia politik sepertinya sangat berbeda. Hal ini dimulai saat Demokrat menyiapkan calon gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu. SBY rela mengorbankan  karir putranya di TNI, dan harus berhenti dari kesatuannya dengan pangkat Mayor, sedangkan SBY Jenderal.

Mengapa tidak memberdayakan Ibas? yang jelas-jelas seorang politikus. Penulis berkeyanikan bahwa Ibas "tak layak jual" sekelas Gubernur DKI maupun Presiden, sebagai orang tua tentu SBY mengerti betul kemampuan anak-anaknya, dan SBY memilih AHY disiapkan melanjutkan tongkat kekuasaan di Partai Demokrat dan Republik Indonesia.

Meski pupus jadi Gubernur DKI Jakarta, SBY seakan tak peduli dengan kegagalan anaknya. AHY tetap disiapkan sebagai orang penting di partai besutanya ini. Terbukti pada acara penutupan Rapimnas Partai Demokrat nama AHY berkumandang dari para kader yang mengenakan jaket dan topi baret biru, di SICC, Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/3/2018) malam.

Sebagai Ketua Kogasma Partai Demokrat, AHY memberikan orasi kebangsaan yang disiarkan langsung oleh televisi nasional, ribuan kader partai Demokrat meneriakkan nama "AHY" berulang-ulang dan suara itu membuat seisi Sentul International Convention Center (SICC) bergemuruh.

Dalam orasi kebangsaan tersebut saya melihat AHY dan Demokrat masih "malu-malu" dengan sikap politiknya untuk Pilpres 2019. Tidak saya dengar pernyataan tegas AHY soal partainya akan mencalonkan kader sebagai presiden (memang masih dini, sich). Namun dihari yang sama jajaran struktural partai Gerindra dari DPD Provinsi hingga tingkat Ranting telah mendeklarasikan Prabowo sebagai Capres dari Gerindra.

Ketidaktegasan Demokrat untuk mencalonkan kader sebagai capres saat Rapimnas tentu sedikit banyak berpengaruh dengan kehadiran presiden Joko Widodo saat pembukaan Rapimnas. Yang mana Jokowi sudah dipastikan akan kembali mencalonakn diri sebagai presiden, setidaknya sudah lima Partai menyatakan mendukung mantan Gubernur DKI yang tak genap menjabat satu periode ini.

Jika berpatokan dengan hasil Pilkada DKI Jakarta 2017 tahun lalu, apalagi DKI merupakan barometer politik di Indonesia, AHY tak berhasil memenangkan Pilkada di ibukota tersebut, bahkan ke putaran kedua-pun ia tak mampu. Tentu ini akan menjadi pertimbangan baik bagi SBY maupun masyarakat sebagai pemilih dalam menghadapi Pilpres mendatang.

AHY menurut penulis memang diS14Pkan SBY sebagai pemimpin di partai Demokrat dan pemimpin negeri ini. Namun untuk Pilpres 2019 tak kuat keyakinan saya AHY menjadi calon presiden, yang paling realistis AHY cukup sebagai calon wakil presiden, itupun sudah luar biasa dan dengan siapapun capresnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun