Mohon tunggu...
HIMUN ZUHRI
HIMUN ZUHRI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Penulis

Himun Zuhri seorang aktivis yang saat ini sebagai kuli tinta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kata "Musuh" vs Klarifikasi "Nuduh" sang Calon Bupati

22 Februari 2018   08:34 Diperbarui: 22 Februari 2018   08:58 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

MERANGIN - Suasana politik di Merangin akhir-akhir ini sedikit dihebohkan dengan sebuah kata yang telah lama populer yakni kata "musuh" jika di searching melalui google musuh dapat berarti bersifat tidak ramah atau bersahabat.

Musuh adalah istilah untuk sesuatu yang di pandang sebagai yang akan merugikan atau menjadi sebuah ancaman bagi yang lain. Dalam politik tanpa disadari musuh adalah sebuah keniscayaan yang harus diakui keberadaannya, namun tak elok untuk di umbar.

Berawal pada acara penyambutan Penjabat sementara (Pjs) bupati Merangin H Husairi di rumah dinas bupati, Sabtu (17/2/2018) malam, Hadir diantaranya dua putra terbaik yang telah ditetapkan KPU Merangin sebagai calon bupati.

Beliau, yang terhormat. Ir. H Ahmad Fauzi, MT dan Dr. H Nalim, SH., MM. Singkat cerita, penulis adalah saksi fakta atas kejadian yang mana Ahmad Fauzi menyebutkan kata "musuh" yang terang dan jelas dialamatkan kepada salah satu calon bupati yang tak hadir memenuhi undangan pada acara malam itu.

Memang tak ada yang menyalahkan kehadiran dua calon bupati yang sedang memasuki masa kampanye ini, cuma terselip pertanyaan apa pentingnya yang mengundang mencampuradukkan kegiatan pemerintahan dengan mengundang calon bupati (kecuali acara KPU atau Panwaslu).

Penulis mengikuti gerak-gerik dua tokoh tersebut dari ruang tamu hingga berjalan berangkulan menuju aula rumah dinas via halaman depan, memang terlihat begitu akrab dan pemandangan langka, keduanya mempertontonkan "kemesraan" melalui bahasa tubuhnya kepada para wartawan.

"Kalian dak pernah kan, nengok kandidat saling rangkul," ucap Ahmad Fauzi cabup nomor urut 1 merangkul Nalim cabup nomor urut 3 sembari terus melangkah.

Kalimat selanjutnya yang disampaikan Fauzi dihadapan wartawan, ya, dihadapan wartawan. "Saya satu, pak Nalim tiga, Dua Musuh,". Guna memastikan ucapan pria yang kerab disapa Ojie ini agar tidak salah, penulis mencoba klarifikasi secara spontan dengan bertanya ulang "dua apa bang?" tak sepatah katapun jawaban, jangan ditulis, ini gurau, ini guyon, hanya bercanda, tidak serius, cuma 'jijil'. 

Bagi penulis kata-kata yang diucapkan sosok sekaliber dan secerdas Ojie, tentu sangat menarik untuk diberitakan meskipun ucapan itu tak pantas rasanya diucapkan. Melalui media swarnajambi.co.id penulis memberitakan hal sepele yang mendapat berbagai respon publik ini. 

Mungkin, merasa tak nyaman dengan pemberitaan beberapa media online atas ucapannya, dan berpotensi merugikan dirinya bahkan semakin liar ditanggapi netizen. Ojie melayangkan klarifikasi setelah dua hari kemudian, tepatnya Senin (19/2/2018). Berikut Rilisnya.

__________________________

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun