Ruang ini begitu penuh canda dan tawa Sering pula mendengungkan kalimat-kalimat indah pembicaranya Sebuah lukisan bunga mawar yang menjadi saksinya
Tentang semua janji yang diucap kala sedang dimabuk asmara
Pintu dari kayu mahoni yang selalu siap menyambut tanganmu
Kini terdengar berdenyit memekakan telinga
Disini aku masih berdiri
Mengingat tiap-tiap detail kejadian di dalam ruang empat sisi
Apa mungkin janji-janjimu sama berdebunya dengan ruang ini?
Saat ini aku tak lagi penasaran dan bertanya "Mengapa kau pergi?"
Tidak, bukan itu sekarang yang menjadi pertanyaan hati
Waktu bergulir lebih cepat saat aku bertekad untuk melempar jauh-jauh bayang dirimu
Supaya aku lepas dari kenangan sembrono itu
Untuk apalagi disimpan dalam memori pikiran?
Kalau sosokmu saja bahkan tega meninggalkan sejuta teka-teki
Membuatku sibuk mencari-cari jawaban yang pasti
Kubiarkan saja
Aku sudah letih mencari kesana dan kesini
Sudah tak kupedulikan lagi
Walau terkadang masih ada gejolak penasaran yang menggoyahkan pendirianku
Dulu kukira jatuh cinta hanya sekali seumur hidup
Namun kau membuktikan bahwa pernyataan itu keliru
Siapa yang dapat ku salahkan?
Kalau bukan perasaanku sendiri
Yang tak bisa menyisakan setidaknya sedikit cinta untuk bisa ditanam lagi
(2019, Kharisma Perry)
