Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pemisahan antara Recruiter & HRD

14 Juni 2025   15:06 Diperbarui: 15 Juni 2025   16:33 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dunia kerja. (Freepik/rawpixel.com)

Suatu saat saya menanyakan sesuatu kepada seseorang, dengan siapa, dari sejak awal perekrutan sampai mulai bekerja, saya berhubungan. Atas pertanyaan itu dia menjawab, "Kalau masalah itu, silahkan ditanyakan kepada HRD. Kalau saya recruiter, bukan HRD".

Dari situ saya mengerti kalau sekarang ini ada pemisahan antara recruiter dan HRD.

Saya sendiri lebih sering berhubungan dengan headhunter atau recruiter yang mencari tenaga kerja. Biasanya mereka sendiri yang aktif mencari talent. Bukan cuma memasang pengumuman mengenai kesempatan kerja.

Dalam pengalaman saya, mereka akan datang kepada saya dengan job desc yang dibutuhkan dan bertanya apakah job desc itu sesuatu yang sesuai dengan skill dan pengalaman saya.

Setelah beberapa diskusi di antara kami, barulah mereka akan menjadwalkan wawancara dengan user. Mereka akan memberi tahu nama pewawancara, waktu, dan media yang akan dipakai untuk wawancara. Seringnya sih online menggunakan platform-platform video call yang umum dipakai di dunia kerja. Saya sendiri akan mencari tahu nama pewawancara dengan tujuan mengetahui latar belakangnya. Tujuannya agar saya dapat mengira-ngira bagaimana pembicaraan akan berlangsung nantinya.

Seingat saya, HRD baru akan muncul setelah ada pernyataan bahwa saya diterima masuk dalam tim kerja user. Saya rasa ini sesuai dengan judulnya: Human Resource Development atau dalam bahasa Indonesianya, "Pengembangan Sumber Daya Manusia". Menurut pengertian saya, seseorang merupakan sumber daya dalam suatu organisasi jika dia adalah anggota dari organisasi tersebut.

Jadi, recruiter atau headhunter bertugas melakukan perekrutan dari luar ke dalam organisasi, sementara HRD bekerja di dalam organisasi. Setidaknya begitulah pengalaman saya. Itu pun kalau organisasinya berupa perusahaan besar. Jika perusahaan berupa firma konsultan yang biasanya tidak terlalu besar, ada kemungkinan tidak ada bagian HRD secara spesifik.

Pernah suatu kali, setelah beberapa tahun berlalu, saya mendapatkan ucapan selamat tahun baru dengan kiriman sebuah kalender meja, dari perusahaan perekrutan yang dulu pernah menghubungkan saya dengan user. Berarti data saya masih ada dalam database mereka.

ilustrasi proses perekrutan (sumber: www.jobsoid.com)
ilustrasi proses perekrutan (sumber: www.jobsoid.com)

Menurut saya, hal itu adalah sesuatu yang baik. Berarti mereka masih melihat kemungkinan orang-orang yang mereka pernah hubungkan dengan user masih bisa direkrut, dalam arti dihubungkan dengan user lain yang mungkin sedang membutuhkan. Tentunya setelah beberapa waktu, sesuai perjanjian diantara recruiter dengan organisasi yang menjadi client mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun