Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

PayLater Zaman Now Berbeda dengan PayLater di Warung Tetangga

17 Mei 2025   23:28 Diperbarui: 21 Mei 2025   13:59 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi belanja menggunakan paylater | Shutterstock


Paylater, pay-nya (bayarnya) harus jelas berapa, dan disesuaikan dengan kemampuan. Later-nya (kemudian/nanti) yang merujuk kepada waktu membayar, harus jelas juga, dan yang penting harus disiplin membayar.

Pengetahuan dan kemampuan tentang manajemen keuangan pribadi, ternyata sangat penting di setiap zaman. Apalagi di zaman sekarang ini, di mana begitu mudahnya seseorang meminjam uang dan diberikan pinjaman oleh sebuah lembaga.

Kalau dulu, meminjam uang dari lembaga resmi, pilihannya cuma ke bank atau koperasi. Itu pun benar-benar dalam bentuk pinjaman uang cash.

Kemudian seiring waktu, munculah kartu kredit dari bank, yang dapat dipakai untuk membayarkan dulu. Dan ternyata, pada zaman itu pun, di mana belum ada paylater dan pinjol, banyak orang terjerat hutang kartu kredit. Penyebabnya adalah asumsi yang salah tentang berutang dan juga tidak mengukur kemampuan bayar ketika berbelanja. Padahal membayar menggunakan kartu kredit itu hanyalah penundaan pembayaran saja.

Sama saja dengan paylater. Dari namanya saja sudah jelas, paylater artinya dibayar nanti. Itu pun adalah penundaan pembayaran dari sisi orang yang seharusnya membayar atas pembelanjaan yang dia lakukan.

Apalagi, ternyata paylater lebih "keras" daripada kartu kredit. Kartu kredit masih bisa dibayar dengan minimal pembayaran (jika terpaksa), walaupun itu akan mengakibatkan timbulnya bunga atas sisa hutang yang belum dibayar.

Sementara untuk paylater, tidak ada istilah pembayaran minimal.

Di satu sisi, hal ini menghindari utang bunga berbunga seperti yang dapat terjadi pada utang kartu kredit. Namun, dalam kondisi benar-benar tidak ada uang untuk melunasi, petugas penagihan tidak akan berhenti melakukan penagihan. Hal ini dapat membuat stress orang yang ditagih, sehingga ada kemungkinan orang itu mencari jalan pintas dengan pinjaman lainnya, misalkan pinjol. Ujung-ujungnya jadi lingkaran setan yang membelit dan susah dilepaskan.

Maka itu, kembalilah ke dasar. Hidup sederhana, gak usah terlalu banyak gengsi.

Kenali diri sendiri. Jika memang anda adalah orang yang "sulit" melepas uang untuk membayar utang dari sesuatu yang sudah dinikmati, sebaiknya usahakan untuk membayar setiap pembelanjaan secara cash saja. Hindari berutang. Ini juga akan membantu anda untuk mengatur keuangan. Uang cash di tangan adalah benar-benar cash on hand yang benar-benar milik anda dan dapat dibelanjakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun