Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misa Requiem Bapak Paus: Rendah Hati dan Terpilih

26 April 2025   13:26 Diperbarui: 26 April 2025   14:37 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Misa Requiem Paus Fransiskus (sumber: tangkapan layar instagram parokistmelania)

Pemakaman Bapak Paus direncanakan hari ini, Sabtu 26 April 2025. Kemarin, gereja kami mengadakan doa rosario dan misa requiem atas wafatnya Bapak Paus Fransiskus. Vatikan terlalu jauh untuk kami datang melayat ke sana. Maka dengan adanya misa requiem ini, kami dapat ikut menyampaikan penghormatan terakhir untuk Bapak Paus Fransiskus.

Setelah homili (kotbah Pastor), umat bergiliran membungkuk di depan foto Bapak Paus, yang ditaruh di depan altar, sebagai tanda penghormatan. Umat juga diperbolehkan menaruh bunga tangkai pada pot yang disediakan. Banyak umat yang hadir. Betul kata Pastor, yang non Katolik saja banyak yang ingin menyampaikan penghormatan terakhir untuk beliau, masa kita yang Katolik tidak.

Dalam kotbah yang lebih panjang daripada biasanya, pastor menyampaikan beberapa teladan Bapak Paus, yaitu Paus ke 266.

Bapak Paus meninggalkan teladan yang baik, bukan saja untuk umat Katolik, tetapi bagi dunia. Kesederhanaan dan kerendahan hati, serta senyumnya yang mengesankan kegembiraan, seolah mengingatkan dan memperlihatkan bahwa sikap seperti itu selalu menyejukan di tengah-tengah dunia. Sekalipun para penghuninya semakin banyak yang mengagung-agungkan harta kekakayaan yang semu. Dunia yang kadang-kadang terlalu digital sehingga intensitas pertemuan muka antar muka menjadi berkurang, dan orang tak lagi merasa perlu untuk saling mengenal dengan baik secara pribadi.

Moto pribadi yang juga menjadi moto kepausan Paus Fransiskus, yaitu Miserando atque eligendo, yang dalam bahasa Latin berarti "Rendah hati dan terpilih" atau "Tuhan telah berkenan mengasihi aku dan memilih aku". (sumber: sesawi.net)

Moto itu diilhami oleh kisah Injil, yaitu kisah panggilan St. Matius. Dalam kisah itu diceritakan bahwa Yesus melihat seorang penagih pajak dan saat Yesus menatapnya dengan perasaan kasih, Yesus memilih dan memanggilnya. Itulah  Matius yang kemudian menjadi pengikutnya.

Dalam beberapa kisah alkitab, profesi pemungut pajak terkesan negatif. Mungkin jaman itu para pemungut pajak ini bisa menagih pajak sesuka hatinya, sehingga memberatkan rakyat. Namun, Tuhan Yesus tetap memandang orang-orang yang dianggap berdosa ini dengan kasih, contohnya Matius. 

Dengan sikap Yesus yang seperti itu, malah banyak pemungut pajak yang bertobat. Seperti kisah Zakheus, pemungut cukai yang bertobat setelah bertemu Yesus. Zakheus berjanji untuk mengembalikan uang rakyat empat kali lipat jika sekiranya dia pernah memungut pajak berlebih dari rakyat, pada jaman itu. 

Sepertinya moto ini memang dihidupi oleh Bapak Paus Fransiskus. Dia memandang semua orang sama, tidak menghakimi seseorang berdasarkan kesalahan-kesalahan atau pun perbuatan-perbuatan baiknya. Tidak membeda-bedakan orang berdasarkan perbedaan-perbedaan lainnya. Bapak Paus Fransiskus berusaha memperlakukan orang lain, siapapun itu dengan penuh kasih. 

Semoga kita juga dapat meneladani contoh yang sudah ditunjukan oleh beliau. Mengasihi semua orang dengan tulus hati. Semoga kita semua dapat semakin mendekatkan diri pada Tuhan, agar dapat selalu saling mengampuni, memaafkan, dan saling mengasihi dengan tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun