Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Dampak Viral di Dunia Maya Vs Viral dari Mulut ke Mulut

20 Februari 2021   00:59 Diperbarui: 23 Februari 2021   07:59 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan ketika berita itu sampai ketelinga orang-orang yang disebutkan di dalamnya, maka terjadilah reaksi. Jika informasinya memang benar, mungkin orang-orang tersebut tidak ambil pusing.

Namun jika tidak benar, maka orang-orang tersebut pasti akan memberikan "perlawanan", entah secara terang-terangan melakukan klarifikasi kepada publik, entah diam-diam langsung menegur penyebar berita, entah langsung lapor polisi karena merasa namanya tercemar dengan berita tersebut, dsj.

Bagaimana jika ternyata, setelah diselidiki, informasi aslinya bukan seperti yang sudah terlanjur viral. Bisa saja karena informasi asli diedit, ada kata-kata yang dihilangkan, ditambah, atau yang disebarkan cuma sepotong sehingga pengertiannya menjadi berbeda, bahkan menjadi bertolak belakang dengan informasi aslinya.

Ditambah lagi tidak diketahui siapa yang pertama kali mengedit, atau mungkin malah sudah diedit berkali-kali oleh orang-orang yang bisa jadi tidak saling mengenal dan tidak ada hubungannya dengan orang-orang terkait. Bisa karena copy pastenya tidak lengkap, tidak sengaja terhapus, dsb.

Hal itu mirip-mirip gossip yang beredar dikalangan tertentu tanpa tahu asal beritanya darimana, dan berita aslinya ternyata jauh dari berita yang sudah beredar dan menjadi pembicaraan hangat.

Bedanya adalah, jika sebuah gossip beredar bukan di dunia maya atau media cetak, buktinya cuma "berita yang didengar" yang bentuknya tidak nyata, dan perlu saksi-saksi untuk membuktikan kalau berita itu memang beredar. Sedangkan kalau beredar di dunia maya, sifatnya sama dengan media cetak, ada bukti yang terlihat kalau beritanya memang ada.

Dan kalau di dunia maya, pembaca, pemerhati, dan komentatornya bisa dari seantero dunia, dan itu terjadi dengan sangat cepat. Semua itu karena kemudahan akses darimanapun dan kapanpun.  

Jadi, menurut saya, ada beberapa hal mengenai "informasi" yang beredar di dunia maya, yang dapat dikatakan sebagai media yang sangat "terbuka":  

  1. Kemungkinan informasi dapat menyebar lebih cepat berkali-kali lipat dibandingkan dengan hanya dari mulut ke mulut.
  2. Semua orang yang membaca, mendengar, melihat, dapat menjadi komentator yang bisa jadi malah memperburuk keadaan
  3. Kemungkinan informasi sengaja atau tidak sengaja diubah atau terubah jauh lebih besar dibandingkan dengan gossip yang cuma "terbumbui" oleh para penyebarnya. Contoh: informasi copy paste atau forward-forwardan lewat aplikasi seperti WA, SMS, telegram, dsj, rekaman video/suara yang didapat dari dunia maya, sengaja diedit dan diupload ulang ke dunia maya, atau dokumen-dokumen digital lain seperti gambar, foto, dll.

Yang saya bahas di atas baru tentang penyebaran informasi yang belum tentu kebenaranya, informasi-informasi yang dilarang, dsj. Sebenarnya masih banyak hal yang dapat terjadi didunia maya. Internet Fraud yang jenisnya sangat banyak, misalnya seperti yang dilaporkan pada www.actionfraud.police.uk tentang jenis-jenis fraud online. 

Berdasarkan hal-hal tersebut, rasanya memang perlu ada polisi khusus untuk mengawasi segala sesuatu yang terjadi di dunia maya, dari sisi informasi dan transaksi elektronik. Polisi dunia maya ini biasanya disebut cyber police. 

Mengapa tidak cukup polisi biasa? Toh sebenarnya kejahatan-kejahatan yang sama dapat terjadi tanpa melalu Internet (dunia maya).  Karena perlu keahlian khusus untuk membuktikan kebenaran/keasliannya, mencari tahu bagaimana informasi itu menyebar, dan menyelidiki bagaimana informasi itu berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun