Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"Growth Mindset", Jangan Pernah Berhenti Belajar

24 November 2019   01:25 Diperbarui: 27 November 2019   09:12 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengejar pengetahuan. (sumber: kompas)

Terinsipirasi pengalaman Pak Hanif Dhakiri yang dibagikan pada kompasianival kemarin, yang katanya harus belajar lagi cara menggunakan power point, karena mungkin selama lima tahun menjadi menteri beliau tidak pernah kutak-katik power point untuk membuat slide presentasi. Salut untuk Bapak Menteri yang tidak malu dan masih punya niat untuk belajar lagi.

Orang yang punya fixed mind set mungkin akan berlindung dibalik alasan-alasan, untuk menghindari 'belajar lagi'. Sementara orang-orang yang memiliki growth mindset, selain membuka diri terhadap hal-hal baru, tidak malu juga untuk kembali mempelajari hal lama. 

Karena hal lama juga bisa menjadi baru lagi. Seperti Power point yang dulu masih versi sekian, sekarang sudah naik sekian versi dengan fitur-fitur yang lebih mempermudah user.

Dalam kehidupan sekarang ini, dengan teknologi yang cepat berubah, kita dituntut untuk open minded. Terbuka terhadap segala kemungkinan, terbuka menerima tantangan, terbuka untuk ilmu-ilmu yang baru. 

Volume otak kita mungkin kecil sehingga tidak dapat menampung semuanya. Wajar saja. Jadi jangan memenuhi kepala dengan hal-hal tidak penting. Sedangkan hal-hal yang penting saja tidak bisa disimpan semua dikepala :D Kalau saya, yang saya simpan di kepala adalah pointernya saja. 

Suatu saat saya butuh, saya langsung ingat kata kuncinya. Dan teknologi jaman sekarang memungkinkan kita mencarinya di Internet melalui mesin pencari seperti google. Dengan demikian bisa sekalian update pengetahuan jika ternyata ada pembaharuan.

Tidak perlu malu jika kita tidak seperti orang lain yang hapal dan fasih menyebutkan istilah-istilah asing, menyebutkan teori A, B, C. Bisa jadi mereka juga hanya menghapal saja, tetapi tidak terlalu tahu bagaimana mengimplementasikannya.

Sumber photo: neuroscientia.com
Sumber photo: neuroscientia.com
Pernah ada seorang rekan kerja yang baru bergabung dalam tim. Rekan ini begitu pandai bicara, sehingga orang-orang terpikat. Dia tahu segala macam teori yang diajarkan dalam kuliah. 

Suatu saat boss kami mengajak berdiskusi tentang metoda kerja kami yang ditentang rekan baru ini. Si boss bertanya, bagaimana seharusnya metoda kerja yang benar menurut dia. Dan dia menyebutkan seharusnya menggunakan teori A, B, C, tanpa bisa menjelaskan teori apa itu. Saya hanya diam karena nama-nama teori itu asing di telinga saya. 

Maklum, sekolah saya terhenti karena memilih bekerja, sementara dia baru lulus. Lantas si boss, bertanya hal yang sama kepada saya. Saya jawab, yang biasa kita kerjakan rasanya sudah benar. 

Si boss hanya terkekeh-kekeh, dan mengatakan pada rekan tersebut,"Jangan melakukan sesuatu karena bisa, tetapi lakukan sesuatu karena memang perlu". Rupanya boss tidak setuju dengan pendapat rekan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun