Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bertualanglah Sampai ke Ujung Indonesia

7 November 2019   13:35 Diperbarui: 7 November 2019   13:51 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ke Raja Ampat tanpa menikmati alam bawah laut, artinya belum ke Raja Ampat. Maka di jadwal kami sudah pasti ada kegiatan snorkeling. Spot snorkeling yang bagus karang-karangnya adalah Friwen Wall. Tidak terlalu banyak ikan yang kami liat, namun tumbuhan karang-karangnya yang begitu memanjakan mata membuat diri sadar bahwa hidup itu indah.  

Spot snorkeling yang lain ada disekitar dermaga Desa Yenbuba. Disini kami menemukan banyak ikan-ikan berukuran besar dan karang-karangnya yang indah. Tidak perlu jauh-jauh berenang ke tengah karena disekitar dermaga saja sudah bagus.

Pemandangan Bawah Laut Raja Ampat (Foto: Ni Wayan Sambreg via kumparan.com)
Pemandangan Bawah Laut Raja Ampat (Foto: Ni Wayan Sambreg via kumparan.com)
Tidak jauh dari Desa Yenbuba ada spot snorkeling yang lain, yaitu Desa Sawandarek, dimana kami menemukan penyu yang menggoda kami untuk bermain dan berenang bersama. Sama seperti pantai-pantai lain, airnya jernih sehingga ikan-ikan dapat kita liat dari atas dengan mata telanjang. Bukan cuma ikan kecil, tapi ikan besar bermacam-macam warna.

Kami juga mengunjungi pantai yang dinamakan Pasir Timbul. Kebetulan, kami satu-satunya rombongan saat tiba disana, sehingga dapat menikmati kejernihan airnya sepuas hati. Jika dibandingkan dengan foto-foto pantai di Maldives yang beredar di Internet, rasanya suasana pantai ini seperti pantai di Maldives.

Pasir Timbul, Raja Ampat | dokpri
Pasir Timbul, Raja Ampat | dokpri
Karena temanya adalah from Ridge to Reef, maka kamipun tidak lupa mengunjungi Piaynemo dan Dore karu, yang juga dikenal sebagai Teluk Manta, yang merupakan ikon Raja Ampat. Jaraknya cukup jauh dari penginapan kami, kira-kira 2 jam dengan speed boat. 

Sepintas, pemandangan dari pantai, tempat ini seperti di Halong Bay namun masih lebih bagus Piaynemo dan Dore Karu. Untuk dapat menikmati eksotisme Piaynemo  kami harus menaiki kurang dari 400 anak tangga. Kelelahan menaiki tangga terbayar dengan pemandangan indah yang terhampar didepan mata. Benar-benar ciptaan Tuhan yang luar biasa.

Hari terakir, rombongan kembali ke pantai Watsai Torang Cinta untuk menghadiri penutupan Festival Pesona Bahari. Kali ini kami diajari beberapa gerakan tari dan menari bersama penari lokal dalam group besar. Kami juga melakukan pembersihan pantai dengan mengumpulkan sampah plastik yang berserakan. 

Rupanya rakyat Papua juga sama dengan kebanyakan orang Indonesia yang kurang peduli lingkungan, mungkin mereka menganggap sudah ada petugas kebersihan (??). Anehnya di pulau-pulau pedalaman, kami nyaris tidak menemukan sampah. 

Hanya di pantai ini saja sampah berserakan. Sebagai jerih payah mengumpulkan sampah plastik kami mendapat sertifikat dan emas murni seberat 1 gr. Namun kami berharap, kesadaran semua pihak untuk menjaga kebersihan. Bagaimana pun tempat yang bersih membuat hidup nyaman. 

dokpri
dokpri
Semoga suatu saat nanti kami bisa kembali kesana mengunjungi kepingan surga yang jatuh dari langit ini dalam kondisi yang lebih baik, mungkin sudah ada infrastruktur yang dibangun tanpa merusak keindahan pulau ini, penduduk pedalaman Papua yang lebih membuka diri namun tetap menjaga keaslian budaya dan alamnya, para wisatawan yang lebih peduli lingkungan, banker yang ikut membantu menyediakan fasilitas kegiatan perekonomian disini dst.  

Namun bagaimanapun situasi dan kondisinya, kami siap bergoyang Perambo bersama saudara-saudara sebangsa setanah air di Papua Barat sana.

Salam Indonesia Satu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun