Mohon tunggu...
Syinchan Journal
Syinchan Journal Mohon Tunggu... Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Begitu kau memahami kekuatan kata katamu, kamu tidak akan mengatakan apapun begitu saja. Begitu kau memahami kekuatan pikiranmu, kamu tidak akan memikirkan apapun begitu saja. Ketahuilah Nilaimu

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Beli Emas atau Biarin Aja? Saatnya Berinvestasi Tanpa Panik

17 April 2025   21:25 Diperbarui: 17 April 2025   21:25 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
education-growth-concept-composition (Sumber: FREEPIK/Freepik)

 

"Kita nggak perlu ikut lomba siapa paling duluan beli emas. Karena dalam investasi, yang paling sabar biasanya yang paling menang."

Belakangan ini, lini masa media sosial ramai membicarakan emas. Bukan cuma soal nilai tukarnya yang naik, tapi juga soal foto-foto emas batangan yang dipajang bak trofi. Dari selebgram sampai teman sekantor, semua mendadak jadi investor. Tapi, pertanyaannya: apakah kita benar-benar berinvestasi, atau cuma takut ketinggalan tren alias FOMO?

FOMO dalam Dunia Investasi: Apa, Sih, Itu?

FOMO atau Fear of Missing Out adalah rasa cemas karena merasa tertinggal dari tren atau kesempatan yang dimiliki orang lain. Dalam konteks investasi emas, FOMO muncul ketika seseorang merasa "harus" ikut membeli emas hanya karena melihat orang lain mendapatkan untung atau memamerkan hasil investasinya.

Data dari World Gold Council menunjukkan bahwa permintaan emas global meningkat lebih dari 10% selama periode gejolak ekonomi, seperti pandemi atau resesi. Lonjakan ini bukan hanya karena emas dianggap aset aman (safe haven), tapi juga karena narasi "jangan sampai telat beli" yang terus-menerus diulang di media sosial dan grup-grup WA keluarga.


Apa yang Memicu FOMO Investasi Emas?

  1. Lonjakan Harga Emas
    Harga emas di pasar internasional sempat menembus level USD 2.200 per ons troi di awal 2025, angka tertinggi dalam satu dekade terakhir. Kenaikan tajam ini menciptakan persepsi bahwa emas adalah "jalan pintas" untuk meraih keuntungan cepat.

  2. Media Sosial: Mesin Pendorong Euforia
    Postingan viral tentang "cuan dari emas" atau reels soal "emas sebagai pelindung nilai" kerap membuat orang merasa tertinggal jika tidak segera membeli. Sayangnya, informasi ini jarang disertai edukasi soal risiko dan strategi jangka panjang.

  3. Ketidakpastian Ekonomi Global
    Geopolitik dunia sedang memanas. Inflasi masih tinggi di banyak negara. Dalam situasi ini, emas terasa seperti pelampung di lautan krisis. Namun, pelampung pun tidak selalu membawa kita ke arah yang benar kalau kita tak tahu cara berenang.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Financial Selengkapnya
    Lihat Financial Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun