Mohon tunggu...
Syinchan Journal
Syinchan Journal Mohon Tunggu... Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Begitu kau memahami kekuatan kata katamu, kamu tidak akan mengatakan apapun begitu saja. Begitu kau memahami kekuatan pikiranmu, kamu tidak akan memikirkan apapun begitu saja. Ketahuilah Nilaimu

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menikah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

14 April 2025   15:30 Diperbarui: 14 April 2025   14:55 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
top-view-golden-wedding-rings (Sumber: Freepik/FREEPIK)

"Kadang yang bikin takut menikah itu bukan orangnya, tapi tagihan bulanan yang nggak pernah kasih jeda."
--- obrolan fiktif antara dua sahabat yang mempertimbangkan menikah

"In This Economy?" Bukan Lagi Sekadar Meme

Di tengah gelombang inflasi, ketidakpastian pasar kerja, dan tingginya biaya hidup, keputusan untuk menikah bukan lagi sekadar urusan cinta. Frasa "in this economy?" yang kerap muncul di media sosial kini menjadi refleksi nyata dari kecemasan generasi muda tentang masa depan. Menikah, yang dulu dianggap sebagai fase alami dalam hidup, kini menjadi keputusan yang lebih kompleks---penuh pertimbangan logis, bukan hanya emosional.

Sebagai peneliti sosial yang tertarik pada dinamika keluarga dan ekonomi, saya mengajak kamu untuk melihat lebih dekat bagaimana realitas ekonomi saat ini memengaruhi keputusan untuk menikah---baik dari sisi mereka yang belum menikah maupun yang sudah mengarungi kehidupan bersama.

Menunda Janji Suci: Saat Stabilitas Finansial Jadi Prasyarat

1. Statistik Bicara: Kenapa Banyak yang Menunda Pernikahan?

Sebuah studi dari Pew Research Center menunjukkan bahwa lebih dari 40% orang dewasa muda di Amerika Serikat menunda pernikahan karena alasan finansial. Di Indonesia, meskipun data serupa belum banyak, tren serupa juga terjadi. Berdasarkan laporan BPS 2023, usia menikah pertama kali cenderung meningkat, dengan rata-rata perempuan menikah di usia 23,8 tahun dan laki-laki di usia 26,7 tahun---lebih tinggi dibanding dekade sebelumnya.

Mengapa ini terjadi?

  • Biaya Hidup Tinggi: Menikah bukan hanya soal resepsi, tapi juga biaya setelahnya: tempat tinggal, kebutuhan rumah tangga, pendidikan anak.

  • Ketidakpastian Karier: Banyak anak muda yang masih dalam fase "survival job"---kerja seadanya demi menyambung hidup. Komitmen jangka panjang seperti pernikahan menjadi terasa memberatkan.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Love Selengkapnya
    Lihat Love Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun