Mohon tunggu...
Syinchan Journal
Syinchan Journal Mohon Tunggu... Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Begitu kau memahami kekuatan kata katamu, kamu tidak akan mengatakan apapun begitu saja. Begitu kau memahami kekuatan pikiranmu, kamu tidak akan memikirkan apapun begitu saja. Ketahuilah Nilaimu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bagaimana Ibu Membentuk Pandangan Cinta Anak dalam Perspektif Timur Dan Barat

10 Maret 2025   16:26 Diperbarui: 10 Maret 2025   16:26 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Side view girl hugging mother (sumber :freepik/freepik)

Cinta adalah tema yang kompleks dan mendalam, dan banyak orang belajar tentang cinta dari pengalaman serta pengaruh orang tua, terutama ibu. Dalam berbagai budaya, peran ibu dalam membentuk pandangan anak terhadap hubungan asmara bisa sangat berbeda. Berikut adalah analisis mengenai pengaruh ibu dalam hubungan asmara anak dari sudut pandang budaya Timur dan Barat.

Pengaruh Ibu dalam Hubungan Asmara Anak

Budaya Timur

Di budaya Timur, ibu sering kali memiliki peran dominan dalam membentuk pola pikir anak tentang cinta dan hubungan. Beberapa faktor utamanya adalah:

  • Contoh Perilaku: Ibu dianggap sebagai panutan dalam menjalani hubungan. Anak belajar tentang kesabaran, kesetiaan, dan bagaimana mengutamakan keharmonisan dalam rumah tangga.

  • Nasihat dan Pedoman: Nilai-nilai seperti pengorbanan, menjaga kehormatan keluarga, dan pentingnya peran wanita dalam membangun rumah tangga sering kali ditekankan.

  • Pengaruh Emosional: Hubungan yang erat antara ibu dan anak dalam budaya Timur dapat membuat anak sangat mempertimbangkan nasihat ibu dalam menjalin hubungan asmara.

Budaya Barat

Di budaya Barat, pendekatan ibu dalam membentuk pandangan anak tentang cinta lebih fleksibel dan menekankan individualitas:

  • Contoh Perilaku: Ibu tetap menjadi panutan, tetapi lebih sebagai contoh tentang bagaimana menjalani hubungan yang setara dan sehat tanpa tekanan sosial yang kuat.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun