Mohon tunggu...
Vikry Futhu
Vikry Futhu Mohon Tunggu... Freelancer - Writer and student

Anti-Wahhabi and Pancasilaist

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pancasila Vs Terorisme Beragama

28 November 2019   13:14 Diperbarui: 28 November 2019   13:18 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika kita mendengar kata Islam, maka yang terlintas di benak orang awam adalah agama kekerasan, bom, dan perang. Tentunya setelah tragedi bersejarah di Amerika yang mengakibatkan sekitar 3000 nyawa melayang pada tanggal 11 September 2001. Pelakunya tak lain dan tak bukan adalah sekelompok ekstrimis yang menamakan dirinya sebagai Al-Qaeda di bawah pimpinan Osama Bin Laden dan kegiatan teror ini mulai menjalar ke Tanah Air.

Yang terkenal diantaranya Bom Bali pada tahun 2002.. Padahal Islam sama sekali tidak mengajarkan yang demikian, bahkan mengutuk keras perbuatan demikian. Semua ini adalah tak lain dan tak bukan karena sekelompok oknum ekstrimis yang membajak nama Islam dan menganggap apa yang mereka perbuat (bom bunuh diri, membuat kekacauan) adalah baik dan menilainya sebagai jihad dan pelaku yang mati dianggap sebagai syahid yang memperoleh ganjaran surga.

Akan tetapi, Islam tak menganggap ini semua, malah sebaliknya perbuatan ini dianggap sebagai kejahatan atas kemanusiaan yang jelas-jelas melanggar sila kedua dalam Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab

Ya, meskipun mereka secara lahir tampak saleh, seperti rajin salat, puasa, dan bersedekah akan tetapi, jika mereka gemar hidup eksklusif dan menganggap orang di luar golongan mereka sebagai kafir dan wajib dibunuh[1] dan mereka ini adalah sosok 'serigala berbulu domba' bagi umat Islam Ini jelas-jelas akan menimbulkan perpecahan diantara saudara sebangsa dan seagama yang bertentangan dengan sila ketiga dari Pancasila yaitu persatuan Indonesia

Rasulullah SAW sendiri telah memperingatkan kepada umatnya tentang orang-orang yang bersikap seperti di atas. Sabda beliau:

"Akan keluar dari sekelompok umatku yang membaca Al-Qur'an, namun bacaan kalian tidak ada apa-apanya dengan bacaan mereka, begitu pula salat kalian. Mereka menganggap remeh salat kalian begitu pula puasa kalian jika dibandingkan dengan puasa mereka." (HR.Muslim)[2]

Tetapi, bagaimana dengan akhlak mereka? Kalau dilihat secara lahir mereka menampakkan dirinya sebagai muslim sejati, santun dan murah senyum akan tetapi dalam hatinya menyimpan rasa dengki kepada sesama muslim.

Sebagai warga negara Indonesia yang muslim khususnya, dan umat Islam umumnya, hendaknya kita perlu mempelajari sejarah bangsa kita dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara menyeluruh karena Pancasila sudah sangat sesuai dengan ajaran Islam yang luhur serta dengan membekali kita dengan pendidikan agama yang benar dapat mencegah kita dari perilaku terorisme.

Kemudian ada kasus yang lebih parah lagi ketika sekelompok orang menyebut Pancasila sebagai thagut, bahkan ada organisasi Islam yang menolak Pancasila, salah satunya HTI.

Kalau kita mempelajari apa arti thagut, maka menurut penjelasan dalam Al-Qur'an terjemahan Departemen Agama RI thagut adalah setan dan sesuatu yang disembah selain Allah. Sangatlah ironi jika ada yang menyebut Pancasila sebagai thagut. Padahal thagut hanya dipertujukan pada setan dan apapun yang disembah selain Allah. Jikalau demikian, maka seakan mereka menganggap Pancasila adalah setan atau disembah oleh kebanyakan masyarakat Indonesia.

Padahal Pancasila hanyalah prinsip hidup dan nilai-nilai hidup yang harus dipegang oleh seluruh rakyat Indonesia[3]. Hal ini dikarenakan mereka tidak mempelajari asal usul Pancasila dan tidak pula memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya serta sejarah dibalik perumusan Pancasila. Padahal Pancasila itu sendiri juga dirumuskan oleh kelompok Islam yang diwakili oleh KH. Wahid Hasyim selaku putra dari KH. Hasyim Asy'ari, pendiri organisasi NU yang beraliran Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Maka jelaslah bahwa Pancasila sesuai dengan kepribadian muslim Indonesia yang berpaham Aswaja (Ahlus Sunnah Wal Jamaah)[4].

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun