Mohon tunggu...
Caminar yVolar
Caminar yVolar Mohon Tunggu... Freelancer - Penyuka kuliner, travel, dan senang ngobrol.

Camina y vuela, luego flamea el corazón para descubrir la verdad.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Shock Doctrine" dan Ekonomi Berbasis Krisis

29 April 2020   10:20 Diperbarui: 29 April 2020   10:38 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Amazon.com / Random House of Canada 

Sudah lebih dari 10 tahun silam penulis Naomi Klein mengajukan tesis mengenai sistem ekonomi baru yang disebutnya ekonomi berbasis kejut (shocking doctrine). Sistem ini dibangun di atas gejolak yang porak poranda, memanfaatkan kekacauan dan kebingungan untuk mengubah orientasi ekonomi yang mendasar menjadi kapitalisme baru yang lebih vulgar dan brutal. Kapitalisme yang dibangun memanfaatkan krisis dan bencana menjadi kapital.

Klein mengambil tesis kejut dari sejumlah laporan yang bocor mengenai uji coba klinis CIA terhadap manusia untuk mentransformasi mental orang dewasa jadi watak bayi dengan menggunakan kejut listrik. Dari situ eksperimen diharapkan secara mudah mengontrol seseorang untuk membuatnya bicara apa saja termasuk membocorkan rahasia paling gelap dari suatu regim. 

Akibatnya ternyata lain sama sekali. Eksperimen itu mengubah secara total kelinci percobaan dengan menarik secara akrobatik siklus waktu dalam pertumbuhan manusia, yakni dalam tubuh dewasa ditampung mental anak kecil. Efek kejut menghapus sebagian besar memori masa dewasa seseorang dan hanya meninggalkan periode masa kecil. 

Manusia percobaan itu bertubuh dewasa tetapi berperingai anak kecil. Kumis melintang, rambut uban, usia senja tetapi pakai popok dan berjalan dengan merangkak seperti anak kecil. Semua memori lainnya yang hadir pada masa dewasa serta merta lenyap. Otaknya hanya mampu menyimpan ingatan masa kecil.

Terapi kejut CIA sukses mengarahkan korban untuk sepenuhnya tergantung pada arahan orang lain, seperti laiknya anak kecil. Ini adalah bentuk kontrol ekstrim yang sepenuhnya menyingkirkan semua kualitas manusia dewasa dan rasional, seperti kesadaran dan sikap kritis.

Doktrin ini dianalogikan Klein untuk mendeskripsikan kejut atau shock, situasi ngeri, sebagai dasar untuk transformasi ekstrim fondasi ekonomi. Relevansinya sangat nampak dalam situasi belakangan ini. 

Trump, misalnya, menggunakan krisis sebagai alat untuk mendikte kebebasan dan hak-hak dasar lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang goncang dipakai sebagai alasan untuk mengurangi kualitas kebebasan. Pandemi juga bisa dipakai sebagai caveat untuk menggembleng segala sesuatu agar sesuai dengan maksud dan tujuan modal.

Naomi secara khusus menggunakan Shock Doctrine pada politik perang dan bencana. Dalam kekalutan perang dan bencana, orang tidak berpikir rasional selain emosi tak tekontrol, entah meledak atau merana. Perasaan demikian itu menghambat orang menggunakan neocortex untuk menimbang, merasapi makna dan menentukan sikap. 

Reaksi manusia sepenuhnya dikontrol oleh mobilisasi rasa cemas dan panik. Naomi mengambil contoh sikap Bush terhadap penanganan post-factum Badai Katrina di New Orleans, terutama dalam dunia pendidikan. 

Alih-alih memaksimalkan fungsi negara, Bush justru sibuk menata ulang sekolah-sekolah dengan menggandeng entitas bisnis agar meraup untung lebih banyak. Dia menggunakan rasa kejut usai bencana sebagai pintu masuk untuk mendesakkan sistem baru. Warga yang masih oleng akibat bencana luput melihat kecenderungan itu, selain menerimanya sebagai bentuk baru pasca bencana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun