Mohon tunggu...
vodkapoker
vodkapoker Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semangat dan Motivasi Tinggi Membawaku pada Puncak Sukses

24 Oktober 2018   19:14 Diperbarui: 24 Oktober 2018   19:32 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jadwal Bola Malam Ini - Perkenalkan nama saya Alfin, saat ini saya berusia 26 tahun. Saya ingin membagikan pengalaman hidup saya dengan tujuan untuk memberikan motivasi kepada teman - teman semua.

Pada umur 3 tahun, ayah saya sudah meninggal karena perang yang terjadi di tempat saya tinggal, yang memang dahulu kala merupakan tempat konflik antara suku dan ras. Dan saya hanya tinggal dengan ibu saya di rumah gubuk biasa. Dengan kegigihan ibu yang hanya membuka warung kopi sederhana, mampu menafkahi dan membiayai sekolah saya hingga tamat sekolah.

Tempat tinggal saya memang terkenal dengan kampung sepakbola, dan dari kecil kami sudah terbiasa bermain sepakbola yang banyak orang bilang sudah bakat dari lahir yang dimiliki putra - putra disana. Dan tentu saja saya juga sangat hobby dan bersemangat dengan olahraga yang satu ini.

Pada umur 8 tahun, saya sudah berlatih dengan giat, dengan seorang pelatih yang merupakan mantan pemain sepakbola nasional. Dengan kedisiplinan yang diterapkan pelatih kepada saya, akhirnya saya memiliki kecocokan dan sangat menikmati olahraga ini.

Namun di sisi lain, saya juga harus focus belajar agar tidak mengecewakan ibu, yang sudah dengan susah payah membiayai seluruh administrasi sekolah. Namun apa daya karena saya terlalu focus dengan sepakbola, akhirnya saya memilih bidang tersebut. Dan tentu saja melihat saya tidak pernah belajar karena telah lelah seharian berlatih, membuat ibu saya sedih. Karena beliau berharap saya bisa menjadi sukses dengan sekolah tinggi dan bisa membahagiakannya. Tentu saja itu juga keinginan dan harapanku menjadi seorang anak.

Dan pada akhirnya dengan sedih, ibu pun membiarkan saya memilih focus untuk bermain sepakbola. Dan tentu saja saya tidak menyia-nyiakan kepercayaan tersebut. Dengan semangat dan motivasi yang tinggi saya terus berjuang menjadi yang terbaik. Dan satu perkataan yang tidak pernah saya lupakan saat ini, saya pernah berkata kepada ibu, kalau suatu saat nanti, kaki ini akan membawakan uang 1 miliar kepada ibu.

Dengan terharu dan berlinang air mata, ibu pun memelukku dan berkata semoga segala keinginanmu dilancarkan oleh Tuhan. Dan mungkin itulah doa tulus dari orang tua yang langsung di jawab sang pencipta. Pada suatu hari, saya mendapatkan tawaran seleksi Timnas Indonesia Junior. Tentu saja kesempatan emas itu tidak ku biarkan lepas dariku.

Setiap hari saya terus berlatih fisik dan skill bermain agar bisa terpilih membela timnas. Dan pada hari pengumuman tiba, singkat cerita saya lolos menjadi salah satu pemain timnas indonesia junior untuk berlaga di ajang internasional.

Itulah awal mula karier saya dalam dunia sepakbola. Dan pada tahun 2011 saya mendapatkan tawaran untuk bermain di salah satu liga di Belgia bernama C.S. Vis, saat ini saya sangat senang sekali. Setelah 2 tahun saya bermain disana, dan tentunya sudah menyimpan sedikit uang, saya memilih untuk kembali ke indonesia. Singkat cerita saat ini saya sudah berhasil membahagiakan ibu saya dengan kaki ini. Bukan 1 miliar, lebih dari itu Tuhan berikan.

Dan saat ini saya masih bermain sepakbola disalah satu klub sepakbola terbesar di indonesia dan berlaga di liga 1 indonesia. Dan saya juga terpilih sebagai salah satu pemain di timnas indonesia senior. Semua keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras dan motivasi tinggi yang saya terapkan dalam hidup, dan tentu saja berkat doa ibu yang luar biasa, yang membawa saya pada kesuksesan saat ini.

Semoga pengalaman hidup saya bisa memberikan motivasi bagi sahabat semua agar bisa hidup lebih baik lagi, dan jangan mudah menyerah. Jangan pernah puas dengan keberhasilan anda saat ini. Karena berhasil itu lebih mudah daripada mempertahankannya, salam hormat, Alfin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun