Mohon tunggu...
Vlady Afief Al F
Vlady Afief Al F Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jika kita yakin semua pasti tejadi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Manajemen Terpadu Koperasi

15 Februari 2013   13:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:16 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah perbincangan yang berkisar tentang tempat dan fungsi penyimpanan barang diambil sebuah kesimpulan bahwa dibutuhkan stok yang cukup untuk kebutuhan minimal 2 minggu demi keamanan suplay barang. Dengan pertimbangan sales hanya berkunjung 2 minggu sekali dengan alasan harus memenuhi tempat lain, masalah lain adalah tempat penyimpanan yang terbatas dan kurang memadai untuk mewujudkan kesepakatan tersebut. Permasalahannya sederhana, koperasi tidak mampu melakukan dalam jumlah banyak sehingga suplayer menempatkan kami sebagai ‘customer nomor 2” jika dilihat dari sudut pandang pemesanan dan order. Dan tentu saja sangat wajar jika persediaan barang suplayer tidak cukup banyak untuk dibagi rata maka pemesan terbanyak yang diutamakan.

Imbas yang lain dari keterbatasan pemesanan adalah harga pokok yang tinggi sehingga tidak memungkinkan memberikan pelayanan kepada anggota dengan harga yang ‘lebih terjangkau’. Persoalan klasik dan wajar mengingat persaingan bisnis retail memang sangat ketat, sehingga terkadang koperasi tidak mampu memposisikan sebagai konsumen yang diperhitungkan suplayer. Dengan kata lain koperasi akan kesulitan memberikan konsep retail dengan harga yang lebih miring daripada unit sejenis di luar yang mempunyai jaringan luas dan sistem manajerial yang lebih maju.

Sebuah konsep sempat tersingkap dari benak yang sangat dalam, konsep yang secara sederhana terpaut dalam sebuah  kerjasama antar lembaga koperasi yang bergerak di ranah retail. Konsep sederhana yang memungkinkan sebuah kerjasama yang menghasilkan satu manajemen yang menaungi beberapa unit usaha/retail, mungkin semacam manajemen terpadu.

1.Beberapa koperasi yang mempunyai bisnis di bidang retail atau mempunyai toko bekerjasama merumuskan kesepakatan untuk menyatukan manajemen yang menaungi unit usaha retail.

2.Manajemen bersama ini terdiri dari perwakilan beberapa koperasi yang menjadi lini kontrol dan penggerak beberapa unit retail, terpusat dalam sebuah lembaga manajemen dengan konsep dan sistem kontrol sama dengan sistem kebijakan yang terpadu.

3.Konsep pemesanan barang dipusatkan menjadi satu, logikanya koperasi akan memesan barang dalam jumlah banyak untuk kebutuhan beberapa toko sehingga menekan harga pokok dan akan menghasilkan harga jual yang cukup kompetitif untuk bersaing dengan retail besar.

4.Seiring dengan semakin profesionalnya sistem manajemen terpadu ini diharapkan dalam jangka panjang akan memungkinkan koperasi mengembangkan usahanya keluar tembok internal dan lebih jauh lagi dapat memperkenalkan koperasi ke masyarakat luas.

Tentu saja tidak mudah untuk menyatukan visi berbagai koperasi yang ada sehingga kuncinya adalah pembentukan manajemen terpadu ini benar-benar harus melalui upaya yang matang dengan proses integral tanpa dengan mengedepankan tujuan bersama. Menilik dari pengertian secara teoritis bahwa suatu upaya penyatuan harus melalui tahapan selektif sehingga diharapkan dapat menghasilkan hal sebagai berikut:

1.struktur yang pasti harus berupa struktur yang mampu melancarkan proses pengelolaan mutu secara menyeluruh dan kondusif bagi perbaikan kulitas

2.mengutamakan kerja sama tim (team work)

3.membentuk tim terstruktur dengan sistem manajemen yang sederhana tapi efektif

4.mengupayakan agar semua anggota tim memahami visi dan potensi lembaga agar menjadi kompak

5.mengusahakan agar keseluruhan proses berada di bawah satu komando yang hubungan kerjanya      sederhana

6.mengadakan penilaian keberhasilan pengelolaan sebagai media untuk merumuskan visi. http://newklida.blogspot.com/2012/09/konsep-dasar-manajemen-mutu-terpadu.html

Memang masih tahapan konsep, belum menjadi suatu sistem pelaksanaan yang terstruktur secara teknis, tetapi tidak ada salahnya mencoba membangun sebuah impian untuk lebih memberdayakan sebuah sistem ekonomi kerakyatan yang bernama Koperasi. Mungkin masyarakat mau berpaling ke koperasi jika terbangun sebuah pertokoan besar dan modern dengan nama besar Koperasi. Jika saat ini belum mampu membangun sebuah bisnis yang besar dan menjulang, mungkin bisa dimulai dari usaha retail kecil berlogo koperasi dengan jaringan yang kuat dan profesional dan tersebar di masyarakat dengan harga lebih kompetitif dan terjangkau. Semoga......

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun