Mohon tunggu...
Vivi Widya Susanti
Vivi Widya Susanti Mohon Tunggu... Guru - Khairunnas anfa'uhum linnas

Baru Belajar Nulis - Belajar Baru Nulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar: Belajar Sepanjang Hayat

24 Maret 2023   16:56 Diperbarui: 24 Maret 2023   16:59 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada beberapa waktu, saya juga mencoba memodifikasi jenis video yang saya buat, mulai dari video model ceramah menjadi video dengan studi kasus yang harus dipecahkan peserta didik. Saya bahkan sesekali membuat video dimana didalamnya saya sisipkan permainan edukatif agar menarik minat peserta didik.

Dokpri
Dokpri

Selain mengetahui jenis gadget dan media pembelajaran yang diminati peserta didik, pada riset yang saya buat sebelumnya juga menunjukkan kesulitan yang mereka hadapi selama masa daring. Salah satunya adalah kondisi jaringan internet yang buruk. Saya juga sempat mendata jenis provider yang mereka gunakan untuk bisa memetakan kekuatan jaringan sinyal. Bahkan saya sempat terpikir untuk mencari tahu titik lokasi dimana saja tower provider yang berdiri paling dekat dengan titik lokasi rumah mereka untuk selanjutnya agar dapat merekomendasikan jenis provider yang memudahkan mereka mengakses internet.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Namun sekeras apapun saya berusaha dalam menyeimbangkan tantangan saat itu, tetap saja ada kendala yang muncul baik dari internal maupun eksternal. Seperti bagaimana dengan mereka yang memiliki gaya belajar non audio visual? Apakah proses pembelajaran daring ini sudah bisa memfasilitasi kebutuhan belajar mereka seutuhnya?

Inilah yang kemudian membuat saya berpikir keras, disatu sisi kami berharap pandemi segera berakhir dan disisi lain sekaligus bertanya-tanya apa yang terjadi setelah pandemi berakhir. Apakah mereka akan menemukan 'puzzle' yang hilang karena terlalu lama terbuai pada ekosistem virtual, sementara mereka juga digadang-gadang menjadi Generasi Emas Indonesia pada 2045?

Pertanyaan saya terjawab satu tahun kemudian. Pada 2022 saya secara kebetulan menyaksikan Mas Menteri mengumumkan adanya penyempurnaan kurikulum bernama Kurikulum Merdeka. Kurikulum apa lagi ini? Pertanyaan demi pertanyaan muncul seiring dengan masifnya acara seminar yang berdatangan membahas kurikulum ini. Bahkan ada project piloting yang ditujukan pada sekolah-sekolah tertentu yang ditunjuk saat itu.

Setelah saya mengikuti bahkan menerapkannya dalam proses penyusunan modul ajar di sekolah saya, saya memahami bahwa kurikulum ini lebih fokus pada materi esensial, karakter dan kompetensi peserta didik. Guru memiliki kesempatan dalam mengatur secara mandiri pola dan metode kegiatan belajar dengan mengacu pada fase yang sudah ditentukan diberbagai jenjang. Tidak ada tuntutan ruang, tidak ada pemaksaan materi. Semua terfokus pada kemampuan unik peserta didik masing-masing.

Mereka tidak harus mengerjakan tugas yang sama dengan teman lain yang sudah dianggap tuntas. Mereka juga bebas menunjukkan kelebihan mereka dalam hal positif apapun tanpa tekanan nilai akademik yang selama ini menghantui karena menjadi tolak ukur prestasi di sekolah.

Tentunya ini sangat melegakan bagi saya dan juga peserta didik nantinya. Mereka dapat merdeka belajar dan guru dapat merdeka mengajar. Antusias saya bertambah ketika mengetahui bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menyediakan Platform Merdeka Mengajar. Dimana setiap guru dapat mengakses fitur/menu yang ada di dalam platform Merdeka Mengajar.

Platform Merdeka Mengajar ini sangat bermanfaat bagi saya yang haus akan inspirasi dan inovasi. Selain dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman dalam menerapkan Kurikulum Merdeka, platform ini juga dapat menjadi ruang untuk mengumpulkan karya saya selama menjadi guru. Kedepannya, dengan adanya platform Merdeka Mengajar ini semua guru dapat terus tergerak untuk menghadirkan proses belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam situasi apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun