Mohon tunggu...
Vivi Widya Susanti
Vivi Widya Susanti Mohon Tunggu... Guru - Khairunnas anfa'uhum linnas

Baru Belajar Nulis - Belajar Baru Nulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bejana Kata: Keistimewaan Kepala

4 Januari 2021   21:52 Diperbarui: 4 Januari 2021   22:19 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa temanku memiliki kegemaran memakan semua jenis kepala.

Yes. Kepala. 

Bentuknya bisa kepala Ikan Goreng, kepala Ayam Bakar, kepala Bebek Panggang dll. Sebelum pandemi COVID-19 ini menyerbu, aku dan teman-temanku biasa berbagi makanan. Termasuk ketika kami menyantap hidangan kuliner berupa Penyetan: Nasi hangat, sambal dan lauk seperti Ayam Goreng, Lele Goreng atau Ikan Nila yang digoreng kering. Aku yang hanya menikmati bagian daging Ikan akan selalu menyisakan bagian kepala mulai dari leher ikan (ikan punya leher?) hingga moncong bibir ikan. Jika sudah seperti itu, temanku akan langsung tanggap dengan segera membersihkan kepala ikan tersebut sampai tinggal tengkoraknya saja.

Pada beberapa kesempatan aku pernah menanyakan kenapa ia begitu menyukai bagian kepala. Dan jawabannya tidak seperti yang aku bayangkan. Kupikir alasannya hanyalah karena kandungan masa protein atau kadar ke-gurih-an pada bagian kepala lebih banyak atau semacamnya. Nyatanya ia hanya menjawab:

"..kalau sering makan bagian kepala, entar kalo udah kerja biar dapat kerjaan bagian kepala!"

Dalam hitungan sekian detik setelah ia menjawab aku tidak menemukan korelasi antara mengunyah bagian tubuh Ikan yang hampir kurang enak (menurutku) dengan penentuan posisi dalam sebuah profesi di dunia kerja. Bahkan setelah aku bekerja dan menjalani beberapa posisi, tetap saja aku belum menemukan korelasinya. Malahan aku bertemu teman-teman baru yang gemar memilih menu yang lebih ekstrim (sekali lagi menurutku) ketika memesan Nasi Padang. Otak. 

Huek.

Itulah kesan pertama ketika aku melihat teman seprofesiku sedang khidmat menggigit  bongkahan putih bergelombang dan berbumbu. Dari sekian banyak menu lauk di kebanyakan Rumah Makan Padang, kenapa mereka memilih Otak? padahal seluruh dunia mengakui bahwa Rendang adalah salah satu makan terenak didunia. WHY? kenapa harus OTAK? seketika mereka mengingatkanku pada sosok Zombie yang memburu OTAK dalam Game: Plants vs Zombie. BRRAAAIINNN..

"Enak Vi, cobain deh.. beneran.."

Jika sudah seperti itu aku lebih memilih fokus kepada makananku atau memperbanyak sambal agar aku tidak membayangkan gumpalan otot putih itu masuk ke kerongkonganku. Meskipun itu otak sapi yang sudah dimasak dengan bumbu Gulai yang kaya rempah, tetap saja bagiku itu... Ah, sudahlah...

Intinya ketika kutanya, mereka beranggapan bahwa ketika mereka mengkonsumsi OTAK, itu akan berpengaruh pada kesehatan OTAK mereka. Jadi bikin cerdas katanya. Dan setelah aku googling, aku menemukan bahwa dalam 4 ons OTAK sapi mengandung 1 DHA, satu jenis asam lemak omega-3. Dimana Asam lemak omega-3 berfungsi untuk menurunkan risiko penyakit jantung, sekaligus juga mendorong fungsi otak yang sehat. Sisanya googling sendiri yaa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun