Mohon tunggu...
Silvi Novitasari
Silvi Novitasari Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Lepas

Penyuka kamu, buku, senja, dan keindahan. Sempat jadi orang yang ansos, tapi akhirnya jadi orang sosial lewat tulisan. Bahkan menjadi sarjana sosial :D

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kesehatan dan Pendidikan Seksual, Tanggung Jawab Siapa?

1 Desember 2021   09:00 Diperbarui: 1 Desember 2021   13:00 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kesehatan seksual (shutterstock)

Banyak yang bilang, segala hal yang berurusan dengan masalah "seksual" itu adalah hal tabu dan privasi. Ada orang-orang yang sengaja menyembunyikannya, bahkan tentang kesehatan seksualnya sendiri berasa enggan untuk dibahas.

Saya pribadi, seringkali merasa malu dan canggung ketika akan bercerita atau memeriksakan diri untuk mencari tahu bagaimana kondisi kesehatan seksual khususnya bagian reproduksi ke dokter. Atau, bertukar cerita dengan ibu maupun kakak perempuan yang mungkin akan lebih memahami.

Anggapan orangtua yang masih kurang melek dengan pendidikan seksual bagi anak-anak, seringkali menjadi hal dilematis. Pada satu sisi, anggapan masalah seksulitas yang masih tabu menjadi hal dominan di pikiran masyarakat.

Sisi lainnya, pentingnya sosialiasi tentang pendidikan seksual yang berpacu pada kesehatan adalah hal penting agar anak-anak, khususnya remaja tidak salah jalan dalam mencari informasi.

 Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia) remaja adalah sebuah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, sebagian besar remaja mengalami situasi atau kondisi dengan produktivitas yang tinggi dan punya rasa ingin tahu tinggi. Kegiatan-kegiatannya yang tinggi cenderung padat, membuat remaja harus lebih kuat.

Pentingnya Kesehatan

Jika dibuat pengategorian remaja pada masalah umur, maka usia remaja menuju dewasa mungkin berkisar antara 12 sampai 24 tahun. Dengan catatan, seseorang yang ada pada rentang tersebut belum menikah. Pada rentang tersebut, produktifitas memang tinggi. Sehingga kesehatan menjadi hal utama yang tidak boleh dilewatkan.

Remaja senang sekali melakukan eksperimen dan hal-hal baru yang menantang. Seperti saya sendiri, dulu saat masih kuliah, di sela-sela kuliah saya mencari pekerjaan secara freelance untuk sekadar mencari tambahan uang jajan. Pun, diselingi dengan mencari berbagai macam hal yang bisa membantu saya tahu apa, bagaimana dan siapa jati diri saya sebenarnya.

Tentunya, kesibukan dan hal-hal tersebut memerlukan kondisi tubuh yang selalu prima dan kuat. Itulah mengapa, kondisi tubuh dan kesehatan sangat penting bagi para remaja. Semakin sehat seseorang, semakin fokus dan baik juga apa yang dilakukannya. Dengan kesehatan yang prima, tentu tubuh pun akan dengan mudah melakukan apapun yang diinginkan oleh remaja serta menunjang daya pikir untuk selalu belajar dengan baik.

Kesehatan remaja memang sangat penting. Namun, kesehatan ini terbagi kembali dalam aspek-aspek yang melingkupinya. Setiap aspek ini mempunyai ranahnya masing-masing tapi tetap menjadi satu kesatuan untuk menjaga tubuh remaja. Salah satu aspek kesehatan yang sangat penting diperhatikan adalah masalah kesehatan reproduksi remaja.

Banyak sekali masyarakat, khususnya remaja melupakan kesehatan reproduksi. Kebanyakan, orang-orang lebih khawatir akan kesehatannya yang lain sehingga lupa pada bagaimana kondisi reproduksinya. Sebagai remaja, penting sekali mengetahui bagaimana kondisi sistem reproduksi yang kita miliki demi kelangsungan hidup ke depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun