Secara pribadi saya selalu kagum dengan sosok wanita yang satu ini. Cantik dan menarik meskipun tampil sederhana. Saya sering bertemu dengannya waktu acara-acara kantor, atau saat sedang berkunjung ke lembaga lain.
Namanya Vivit, ia berprofesi sebagai PNS, ibu satu putra yang berusia 30 tahun ini ternyata juga seorang pengusaha dengan 132 orang pekerja yang tersebar di tiga desa. Luar Biasa!
Perjalanan mengelola usaha sampai seperti sekarang ternyata harus melalui jalan tejal berliku. Pada awalnya usaha yang dijalaninya adalah usaha keluarga yang sukses memproduksi lap makan. Namun apa boleh dikata, musibah kebangkrutan memporak-porandakan tatanan ekonomi sehingga usaha keluarga menjadi lumpuh total.
Vivit yang waktu itu masih kuliah, terkena imbasnya. Karena tidak mau berhenti kuliah, maka Ia memutuskan untuk membuat usaha sendiri. Dengan modal awal hanya Rp. 150.000 yang diberikan oleh pamannya, Ia memutuskan untuk membuat keset tenun dengan dibantu oleh satu orang pekerja. Ternyata mempunyai usaha baru memang tidak mudah, hasil usahanya belum cukup untuk membiayai kuliah sehingga Ia memutuskan untuk bekerja di suatu perusahaan.
Setelah delapan bulan menjadi karyawan ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan berkonsentrasi pada kuliah serta perkembangan usaha rumahannya, yang waktu itu sudah berjalan dengan lima orang pegawai. Kerja kerasnya membuahkan hasil, ia pun lulus dengan hasil gemilang dan diterima bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan
Tinggal di Desa Karangrejo, Kecamatan Purwosari, Pasuruan, yang mayoritas penduduknya menghasilkan macam-macam kerajinan seperti keset, lap makan, sapu dan kemoceng, membuatnya dibesarkan di lingkungan home industri. Berkat dorongan yang diberikan keluarga serta bakat mengelola usaha yang baginya merupakan “warisan paling berharga” membuatnya tidak asing lagi dalam memahami seluk beluk home industry.
Kebangkrutan yang pernah dialami keluarganya membuatnya bertekad untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi. Dengan semboyan “ Kita tidak akan meraih fajar kecuali melewati malam” , yang artinya kita tidak akan sukses tanpa kerja keras, Vivit memutuskan untuk merubah hidup keluarga dengan berkonsentrasi membuka usaha keset tenun, karena bahan bakunya sangat mudah dicari.
Yang mengagumkan, dia membagi usahanya dengan penduduk sekitar, hampir seluruh pengrajin keset di tiga desa di purwosari menyetor hasil kerjanya ke Vivit untuk di pasarkan. Di jalan menuju rumahnya, saya melihat banyak sekali ibu-ibu mengerjakan keset di teras rumahnya secara bersama-sama.
BERTEMU SUAMI
Usaha pembuatan kesetnya ternyata tidak hanya memberinya keuntungan secara materi, namun membuatnya menemukan pasangan hidup. Pertemuan tak terduga yang terjadi di Kota Gresik tempatnya membeli bahan baku itu, ternyata membuatnya menjalin kerjasama dengan seseorang yang menjadi suaminya sekarang.
Waktu itu bahan baku keset yang telah dipesannya tidak kunjung datang, sementara persediaan sudah menipis, sehingga membuatnya berangkat ke Gresik untuk membeli bahan baku. Ternyata barang yang dipesannya sudah dibeli oleh seseorang. Pertemuan secara tidak sengaja itupun kemudian terus berlanjut sehingga berujung ke pelaminan.
Karena mempunyai latar latarbelakang usaha yang hampir sama, setelah menikah Vivit menggabungkan usahanya dengan usaha suami. Hal ini merupakan titik balik yang membuat usahanya semakin berkembang . Selain sebagai penyedia bahan baku untuk lap makan, mereka memproduksi keset jahit dan pel sotok merah dan biru. Ketiga barang tersebut sudah menjadi pesanan tetap oleh salah satu pemilik merk yang sudah dikenal masyarakat luas.
PERKEMBANGAN USAHA
Dalam satu minggu usahanya kini dapat memproduksi 3.000 buah pel dan 600 buah keset jahit. Sedangkan 5 bulan terakhir ini produksinya meningkat mencapai 10.000 buah pel per minggu. Sedangkan produksi keset masih belum meningkat karena kekurangan tenaga yang terampil mengerjakannya.
Menurut Vivit, tantangan terbesar dalam usaha ini adalah harus benar-benar siap dengan persaingan dengan produsen lain, karena itu ia selalu menjaga kualitas barang dan menjaga kepercayaan relasi maupun supplier. Juga harus mampu bersaing dengan sehat, serta selalu ulet dan dituntut untuk lebih kreatif. Maka rencana kedepannya, Vivit menciptakan beberapa produk baru, serta berharap agar produk-produk tersebut dapat diterima dipasaran.