Mohon tunggu...
Vivi Damayanti
Vivi Damayanti Mohon Tunggu... -

menjalankan toko online dari rumah, mencurahkan energi dengan menulis di http://vividamayanti.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Keset Kaki Bawa Rejeki

25 Mei 2012   23:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:47 1709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13379878352116667929

Secara pribadi saya selalu kagum dengan sosok wanita yang satu ini.  Cantik dan menarik meskipun tampil sederhana. Saya sering bertemu dengannya waktu acara-acara kantor, atau saat sedang berkunjung ke lembaga lain.

Namanya Vivit, ia berprofesi sebagai PNS,  ibu  satu putra yang berusia 30 tahun ini ternyata juga seorang pengusaha dengan 132 orang pekerja yang tersebar di tiga desa. Luar Biasa!
Perjalanan mengelola usaha sampai seperti sekarang ternyata harus melalui jalan tejal berliku.  Pada awalnya usaha yang dijalaninya adalah usaha keluarga yang sukses  memproduksi lap makan. Namun apa boleh dikata, musibah kebangkrutan memporak-porandakan tatanan ekonomi sehingga usaha keluarga menjadi lumpuh total.
Vivit yang waktu itu masih kuliah, terkena imbasnya. Karena tidak mau berhenti kuliah, maka Ia memutuskan untuk membuat usaha sendiri.  Dengan modal awal hanya Rp. 150.000 yang diberikan oleh pamannya, Ia memutuskan untuk membuat keset tenun dengan dibantu oleh satu orang pekerja.  Ternyata mempunyai usaha baru memang tidak mudah, hasil usahanya belum cukup untuk membiayai kuliah sehingga Ia memutuskan untuk bekerja di suatu perusahaan.

Setelah delapan bulan menjadi karyawan ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan berkonsentrasi pada kuliah serta perkembangan usaha rumahannya,  yang waktu itu sudah berjalan dengan lima orang pegawai.  Kerja kerasnya membuahkan hasil, ia pun lulus dengan hasil gemilang dan diterima bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan

Tinggal di Desa Karangrejo,  Kecamatan Purwosari, Pasuruan,  yang mayoritas penduduknya menghasilkan macam-macam kerajinan seperti keset, lap makan, sapu dan  kemoceng, membuatnya dibesarkan di lingkungan  home industri. Berkat dorongan yang diberikan keluarga serta bakat mengelola usaha yang baginya merupakan “warisan paling berharga” membuatnya tidak asing lagi dalam memahami seluk beluk home industry.
Kebangkrutan yang pernah dialami keluarganya  membuatnya bertekad untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi. Dengan semboyan “ Kita tidak akan meraih fajar kecuali melewati  malam” , yang artinya kita tidak akan sukses tanpa kerja keras, Vivit memutuskan untuk merubah hidup keluarga dengan berkonsentrasi  membuka usaha keset tenun, karena  bahan bakunya sangat mudah dicari.

Yang mengagumkan, dia membagi usahanya dengan penduduk sekitar, hampir seluruh pengrajin keset di tiga desa di purwosari menyetor hasil kerjanya ke Vivit untuk di pasarkan.  Di jalan menuju rumahnya, saya melihat banyak sekali ibu-ibu mengerjakan keset di teras rumahnya secara bersama-sama.

BERTEMU SUAMI
Usaha pembuatan kesetnya ternyata tidak hanya memberinya keuntungan secara materi, namun membuatnya menemukan pasangan hidup. Pertemuan tak terduga yang terjadi di Kota Gresik tempatnya membeli bahan baku itu,  ternyata membuatnya menjalin kerjasama dengan seseorang yang menjadi suaminya sekarang.

Waktu itu bahan baku keset yang telah dipesannya tidak kunjung datang, sementara persediaan sudah menipis, sehingga membuatnya berangkat ke Gresik untuk membeli bahan baku.   Ternyata barang yang dipesannya sudah dibeli oleh seseorang. Pertemuan secara tidak sengaja itupun kemudian terus berlanjut sehingga berujung ke pelaminan.

Karena mempunyai latar latarbelakang usaha yang  hampir sama, setelah menikah Vivit menggabungkan usahanya dengan usaha suami.  Hal ini merupakan titik balik yang membuat usahanya semakin berkembang . Selain sebagai penyedia bahan baku untuk lap makan, mereka  memproduksi  keset jahit dan pel sotok merah dan biru. Ketiga barang tersebut sudah menjadi  pesanan tetap oleh salah satu pemilik merk yang sudah dikenal masyarakat luas.

PERKEMBANGAN USAHA
Dalam satu minggu usahanya kini dapat  memproduksi 3.000 buah pel dan 600 buah keset jahit. Sedangkan 5 bulan terakhir ini produksinya meningkat mencapai  10.000 buah pel per minggu. Sedangkan produksi keset masih belum meningkat karena kekurangan tenaga yang terampil mengerjakannya.

Menurut Vivit, tantangan terbesar dalam usaha ini adalah harus benar-benar  siap dengan persaingan dengan produsen lain,  karena itu ia selalu menjaga kualitas barang dan menjaga kepercayaan relasi maupun supplier.  Juga harus mampu bersaing dengan sehat, serta selalu ulet dan dituntut untuk lebih kreatif. Maka rencana kedepannya, Vivit menciptakan beberapa produk baru, serta berharap agar produk-produk  tersebut dapat diterima dipasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun