Mohon tunggu...
VIVI ANGELIA SARI
VIVI ANGELIA SARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kenali Pentingnya Regulasi Emosi dan Tips Mengendalikannya Emosi

21 November 2022   13:01 Diperbarui: 21 November 2022   13:09 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: opini -Harian jogja

Pernahkah kalian mengalami peristiwa yang di mana ketika kita bercerita ke temen iya selalu membandingkan permasalahan satu masalah dengan masalah lain, kemudian mempersepsikan masalah-masalah yang terjadi dalam hidupnya lebih berat dibanding lainnya. Dilihat dari peristiwa itu, temennya itu memberikan respon dan reaksi yang kurang baik yang dimana permasalah orang lain belum tentu sama dengan persamalah kita. Oleh karena itu pentingnya regulasi emosi pada seseorang. Dari cerita itu bagaimana cara menyikapi emosi kita? Bagaimana memberikan respon dan reaksi? Apa itu regulasi emosi? Seberapa penting regulasi emosi pada kita? 

Difinisi regulasi emosi 

Ditinjau oleh Staf Psychology Today. Regulasi emosi adalah kemampuan untuk melakukan kontrol atas keadaan emosi diri sendiri. Ini mungkin melibatkan perilaku seperti memikirkan kembali situasi yang menantang untuk mengurangi kemarahan atau kecemasan, menyembunyikan tanda-tanda kesedihan atau ketakutan yang terlihat, atau berfokus pada alasan untuk merasa bahagia atau tenang.

Menurut Pratisti (2012), regulasi emosi adalah proses untuk mengenali, menghindari, menghambat, mempertahankan atau mengelola kemunculan, bentuk, intensitas maupun masa berlangsungnya perasaan internal, emosi psikologis, proses perhatian, status motivasional dan atau perilaku yang berhubungan dengan emosi dalam rangka memenuhi afek biologis atau adaptasi sosial atau meraih tujuan individual.

Meskipun ada banyak cara untuk mempengaruhi keadaan emosi seseorang menjadi lebih baik, regulasi emosi seringkali melibatkan apa yang oleh para ahli disebut sebagai "down-regulation," atau mengurangi intensitas emosi. Orang yang berduka mungkin menurunkan kesedihannya dengan mengingat sesuatu yang lucu. Orang yang cemas dapat mengatasinya dengan mengalihkan dirinya dari pikiran yang menyebabkan kecemasannya. Regulasi emosi juga dapat mencakup "up-regulation", atau meningkatkan emosi seseorang, yang dapat berguna ketika bahaya atau tantangan yang akan segera terjadi membutuhkan dosis kecemasan atau kegembiraan yang sehat. 

Menurut the emosional intellelligence academy regulasi emosi melibatkan sekitar Sistem Saraf Otonom (ANS). ANS berinteraksi dengan organ dalam, termasuk pembuluh darah, lambung, usus, hati, ginjal, kandung kemih, alat kelamin, paru-paru, pupil, jantung, dan kelenjar keringat, ludah, dan pencernaan. Ia memiliki dua sisi yang berlawanan: Sistem Saraf Simpatik (SNS) bertanggung jawab atas respons lawan dan lari terhadap informasi yang datang dari lingkungan, pikiran, dan perasaan. Sistem Saraf Parasimpatik (PNS) membantu fungsi istirahat dan pencernaan, menghemat sumber daya fisik.

Misalnya, jika kita menghadapi ancaman dan perlu melarikan diri, sistem simpatik akan dengan cepat menggerakkan tubuh Anda untuk mengambil tindakan. Setelah ancaman berlalu, sistem parasimpatis kemudian akan mulai meredam respons ini, perlahan-lahan mengembalikan tubuh kita ke keadaan normal dan istirahat.

Ketahanan emosional dibantu oleh sifat dan pola pikir kita, termasuk kualitas seperti kepositifan, optimisme, humor, rasa ingin tahu, dan keinginan untuk belajar. Namun, ini juga merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan dan, pada gilirannya, dapat membantu mengubah dan mendukung pola pikir yang sehat. Kita dapat belajar untuk menyadari emosi saat muncul, dan kemudian menginterupsi dan mengatur emosi apa pun yang merusak orang lain dan kesejahteraan kita sendiri.

Regulasi emosi ini merupakan inti dari kecerdasan emosional yaitu tentang kemampuan untuk mengenali, mengelola dan mengatur emosi dan perilaku kita saat kita sendiri, dan saat berinteraksi dengan orang lain. 

Mengapa Regulasi Emosi Penting 

Tidak seperti anak kecil, orang dewasa diharapkan mampu mengelola emosinya terutama kecemasan dan kemarahan dengan cara yang dapat diterima secara sosial. Ketika pengendalian emosi gagal, orang sering mengatakan atau melakukan hal-hal yang kemudian mereka sesali dan berharap mereka dapat mengendalikan emosi mereka. Emosi yang paling sulit dikendalikan kemarahan, kebencian, dan kekecewaan adalah keadaan yang dialami secara universal orang dapat bekerja untuk mengendalikan dan mengurangi perasaan ini, tetapi tidak boleh membuat patologi mereka sia-sia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun