Mohon tunggu...
VIVI ANGELIA SARI
VIVI ANGELIA SARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bunda dan Calon orang tua, Yuk pahami betul perkembangan bahasa reseptif pada si buah hati

15 Maret 2022   11:19 Diperbarui: 15 Maret 2022   11:41 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai para orang tua dan calon orang tua dalam artikel ini saya menjelaskan mengenai perkembangan bahasa reseptif pada anak usia dini yang dimana Setiap harinya anak akan selalu mengalai pertumbuhan dan perkembangan Perkembangan anak merupakan proses yang dilalu oleh setiap anak. Proses ini melibatkan pembelajaran dan penguasaan keterampilan seperti merangkak, berguling, duduk, berjalan, berbicara, bahkan mengikat sepatu dan semua yang di alami oleh anak. Tahap perkembangan anak adalah ketika anak-anak mempelajari keterampilan-keterampilan, lebih dikenal sebagai tonggak perkembangan, selama periode waktu yang diprediksi atau tahap usia. Perkembangan anak biasanya difokuskan pada saat anak mengembangkan keterampilan dalam segala bidang.

Sedangkan bahasa reseptif, itu sendiri  adalah kemampuan untuk memahami bahasa lisan yang didengar atau dibaca seperti anak mendengar dan mengikuti instruksi seperti ayo makan, ayo belajar dan lain-lain. itulah  di namakan kemampuan bahasa reseptif.

Semakin berkembang mulai dari yang hanya bisa mengungkapkan sepatah ataupun dua kata bisa mengungkapkan sebatah kata ataupun terbata-bata dan kemudian perlahan-lahan dapat mengucap sesuatu satu kalimat utuh yang jelas dan benar. Nah setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda tentunya. Nah dengan demikian pentingnya sebagai orang tua dan bukan orang tua saja namun kita juga harus memahami perkembangan bahasa karna kita juga pasti kan menjadi orangtua. Di sini kita akan membahas pekembangan bahasa reseptif pada anak. Namun disini ada tahap-tahapan perkembangan setiap usianya yang  perlu ketahui:

sumber: seminar parenting
sumber: seminar parenting

Pertama perkembangan bahasa reseptif pada usia 0 - 12 bulan

Kemampuan bahasa reseptif perlu dikembangkan sejak dini yaitu kemampuan menangkap, memahami dan menyampaikan informasi yang di dapatkan melalui bahasa lisan maupun tulisan. Suara yang di maksud suara dalam kunci utama bahasa berupa kata-kata atau sandi lainnya. Gerakan yang di maksud dalam bahasa adalah memberikan sebuah isyarat gerakan sehingga dapat menentukan bahasa. Mulai merespon jika dipanggil nama, sering memperhatikan mulut kita ketika kita berbicara, mulai bercoloteh dan lebih sering menggunakan suara o dan u, dan mulai mengelarkan suara-suara seperti mengejek dan mengemaskan.

Di usia ini untuk mentimulasinya, sebagai ibu bisa mengajaknya bermain di kemudian memanggil nama bayi kemudian menenjuk pada bayangan bayi anda di cermin. Biarkan anak bermain ataupun dengan mainan yang mengeluarkan suara ketika dimainkan. Kemudian ketika orang tua mengajaknya berbicara, berhentilah sejenak untuk membiarkan anak merespon seperti layaknya kita berbicara pada orang dewasa. Pada usia ini ibu bisa lebih sering mengobrol anak-anak dan mendororong anak menyuarakan sesuatu. Jangan menggunakan bahasa bayi, tapi menggunakan bahasa normal pada usianya. misalnuya anak mau minim namum anak itu masih bisa bilang uumm (teruslah mengoreksi bahasa anak dengan mengatakan oh adak mau minumnya). agar lebih maksimal dengan begitu orang itu dapat menngembangkan kemampuan bicaranya.

Kedua perkembangan bahasa reseptif pada usia 1-3 tahun

Pada tahap ini si bayi dapat menunjukan gambar-gambar yang ada di buku cerita yang dimilikinya menunjukan ke beberapa anggota tubuh. Jika ditanya buah hati mula memahami perbadan panas dingin dan lain-lain. Si bayi akan memperhatikan dan menunjuk ketika suara bel atau telepon berbunyi. Kemudian pada tahap ini awal mereka membaca. Si buah hati mulai bereksplorasi dengan buku cerita anak ataupun dengan lainnya. Pada fase ini biasanya si buah hati sangat senang mendengarkan cerita dengan banyak suara-suara yang ekspresif atau yang dramatis selain, itu juga menyukai buku-buku yang bergambar dan berwarna karena menurut mereka itu sangat mennarik dan warna sangat bagus bagi bayi. Pada fase ini juga si bayi mulai belajar memegang pensil, pewarna atau yang lainnya. Anakpun melihat terus diambil seperti mengambil pensil untuk coret-coret atau krayon dan lain-lain dan bayi mulai bermain-main dengan menyentuh langsung melihat merasakan, mencium baunya dan mendengarkan, dan si bayi sedang belajar. Bahwa tulisan memiliki suatu pesan dan makna untuk beromunikasi karena si buah hati sering melihat orang-orang di sekitarnya mereka itu menulis. Pada usia ini perlahan-lahan tulisan si buah hati berubah menjadi gambar dan tulisan seperti coretan.

Ketiga perkembangan bahasa reseptif pada usia 3-5 tahun

nah  pada usia ini biasanya anak akan sangat senang dibacakan buku cerita yang disukinya dan sering kali meminta untuk di bacakan berkali-kali. Bahkan anak sangat aktif mendengarkan cerita dari buku kesukaannya dan anak juga membuka-buka halaman buku dan membaca dengan suara keras untuk diri anak sendiri. Nah pada fase ini juga bayi akan senang mengingat lagu atapun suara yang memiliki bunyi yang menurut mreka menarik. Beberapa anak sudah mulai memperhatikan kata-kata dan mulai mencoba membaca buku cerita yang kata-kata dan mulai mencoba membaca buku cerita yang mereka punya. Nah yang bagusnya lagi anak pada usia ini si buah hati sangat aktif ketika dibacakan cerita dan dapat menjawab petanyaan-petanyaan sederhana tentang cerita tersebut.

Nah itulah perkembangan bahasa reseptif pada si buah hati setiap usianya yang dimana setiap bertambah usianya keterampan yang dimiliki si buah hati akan bertambah seperti cara berbicara lisan mupun tulisan. Nah sebagai orang tua maupun belum menjadi orang tua kita harus paham setiap pertumbuhan si bua hati karna setiap perkembangan dan pertumbuhan si buah hati sangat penting dan sangat berpengaruh pada depannya.     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun