Mohon tunggu...
Ruslan Karim
Ruslan Karim Mohon Tunggu... -

Jadilah diri sendiri, percaya diri, jangan takut untuk mencoba serta menulis agar menjadi luar biasa....!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[Hasil UN 2013 Terburuk Se-Indonesia] Pendidikan Aceh Dalam Gawat Darurat

28 Mei 2013   22:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:53 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_256512" align="aligncenter" width="720" caption="Siswa SMA di Aceh yang bergembira setelah melihat pengumuman kelulusan UN (http://www.tribunnews.com/images/view/595981/siswa-sma-di-banda-aceh-rayakan-kelulusan)"][/caption] ‘’Di Aceh ada 1.754 siswa yang tidak lulus dari 56.000 siswa peserta UN,” ungkap Mendikbud. Apa yang disampaikan oleh pak Muhammad Nuh selaku Menteri yang membidangi pendidikan di Indonesia sangatlah memilukan. Mengapa ini bisa terjadi di Aceh yang memiliki anggaran pendidikan besar serta fasilitas dan infrastruktur sekolahyang rata-rata lebih baik dibandingkan beberapa Provinsi lain.

Anggaran pendidikan Aceh yang melimpah ternyata tidak menjamin kualitas dari para siswa. Seperti diketahui oleh publik Aceh, sejak Tahun 2011, total belanja pemerintah untuk sektor pendidikan di Aceh secara nominal terhitung sebesar Rp 4,3 triliun. Jumlah itu meningkat dua kali lipat dari tahun 2007, yang terhitung sebesar Rp 2,1 triliun. Pada tahun 2012 tercatat Rp 3,9 triliun. (kompas.com)

Bila melihat dari jumlah anggaran, sepertinya mustahil hasil UN SMA tahun 2013 di Aceh ‘’meraih” peringkat terakhir se-Indonesia (http://setkab.go.id/berita-8766-9948-persen-siswa-smama-peserta-lulus-ujian-nasional-2013-aceh-tertinggi-tidak-lulus.html). Tapi, itulah fakta yang tidak bisa dibantah. Besarnya anggaran bukan jaminan untuk mutu yang membanggakan dari para siswa. Kesalahan penyelenggaraan pendidikan di Aceh memang sangat kompleks permasalahannya. Mulai dari ‘’raibnya” dana abadi pendidikan Aceh senilai Rp 1,844 triliunmenjelang pemilukada Gubernur (http://aceh.tribunnews.com/2012/09/20/dana-abadi-pendidikan-hilang-di-rekening), kualitas guru atau pengajar yang masih rendah, serta penghentian beasiswa bagi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di tahunini (2013) telah menjadi potret buram yang satu sama lain ikut ‘’menyumbang” terhadap buruknya kualitas pendidikan yang didapat oleh para pelajar maupun mahasiswa.

[caption id="attachment_256514" align="aligncenter" width="284" caption="Kesedihan yang dialami siswi SMA Aceh yang tidak lulus UN (http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/05/24/6/156471/248-Siswa-SMA-di-Aceh-Barat-tak-Lulus)"]

1369754054370176863
1369754054370176863
[/caption]

Padahal bila bernostalgia sejenak tentang masa lalu Aceh di era 1950-1970-an, banyak orang-orang luar berdatangan ke Aceh untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada tempat mereka berasal. Bahkan tidak hanya dari dalam negeri, dari luar negeri pun banyak yang menimba ilmu ke Aceh, seperti warga Negara jiran Malaysia. Namun itu hanya nostalgia belaka. Kondisi pendidikan Aceh saat ini telah jauh dari cerita nostalgia tersebut. Selain itu, kondisi kini malah terbalik, yakni orang-orang Aceh yang banyak belajar di Negara yang beribukota Kuala Lumpur itu.

Kondisi ‘’ gawat darurat” pendidikan Aceh ini sangat disesalkan terjadi saat Aceh sedang dibawah kepemimpinan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf yang mana dalam kampanyenya telah menjanjikan pendidikan Aceh yang lebih baik jika mereka memimpin Aceh. Bahkan pendidikan bagi anak-anak Aceh mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi akan dibebaskan dari biaya alias gratis (poin nomor 14 dari 21 program pro-rakyat ‘Zikir’). Tampaknya kondisi ‘’kritis” pendidikan Aceh masih akan terus berlanjut bila tidak ada penanganan yang serius untuk memperbaikinya. Dalam hal ini, Pemerintah Aceh memiliki andil yang besar terhadap sukses atau tidaknya perbaikan keadaan yang sedang dialami oleh dunia pendidikan di Aceh.

Semoga Pemerintah Aceh cepat tanggap untuk menanganinya dan kita semua berharap ini merupakan ‘’petaka” terakhir yang menimpa pendidikan Aceh.

Ruslan

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun