Adalah sepenggal luka dalam morfem hujan
telah kuhantarkan di heningnya jiwa
membungkusnya dengan sulaman kitab bersih
meski aku sadar, lisan sajakku tak pernah sempurna
untuk meracik sabda-sabda cinta
hanya sekam tersisa untuk membakar ingkar
dan membiarkan kepalaku, tunduk sujud
sejajar dengan tanah-tanah yang kuanggap hina
Mungkin, di penantian angin
hujan itu menjadi pelepas gundah
dari kemurkaan lisanku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!