aku yang tersobek-sobek
memutih tulang, pikiranku berserakan
membuncah banjir, menjemput kematian
terkubur sudah semua ketulusanku
terlalu lama mulut ini bungkam
lisanku pergi, tinggalkan jasad
hingga keranda jiwa berenang memapas ombak
bergulung di antara palung laut
dimana tak ada jejak nafas para penghuni bumi
semua murka, mengasingkan diri
apakah aku telah terkucil
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!