Kawanku Li Bai
sepucuk surat telah tergulung waktu
disitu, kau ungkapkan rasa cintamu
walau sebotol arak tertumpah
telah memburamkan wajah gadismu
saat air mengalir jernih
kembali kulukis bayangan gadis berkepang dua
senyum manisnya seakan membangkitkan riak air
entah mengapa aku tertegun
sayup-sayup cinta membahana di sepanjang sungai
Aku bertanya padamu, Li Bai
buatkanlah puisi untuk kusampaikan pada gadismu
engkau seakan ingin merayakan dalam pesta arak
berlalu, pergi dengan sampan menyusuri sungai ini
begitu lama penantianku menunggu di tepian sungai Mekong
hingga aku tak sadar, rerumputan telah tumbuh berabad-abad lamanya
Malang, Januari 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!