Mohon tunggu...
Vita Priyambada
Vita Priyambada Mohon Tunggu... Administrasi - Literasi

Penulis dan filatelis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Simpanlah Karcis Anda

9 Agustus 2018   20:42 Diperbarui: 9 Agustus 2018   20:58 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boarding pass sesuai dengan identitas penumpang, akan keluar setelah mengisi kode booking pada mesin check-in. (foto: kompas.com)

Memulai suatu hobi bisa melalui cara bermacam-macam. Ada yang bermula karena ikut teman, ada yang berawal dari keisengan belaka, dan ada yang mengikuti tren ketika hobi yang ditekuni sedang banyak penggemarnya. 

Benda-benda yang dikumpulkan beraneka ragam, dari harga yang sangat murah sampai harga yang mahal, dengan bahan yang terbuat dari lembaran kertas sampai barang yang mudah disimpan sampaibarang yang membutuhkan ruang luas. Intinya, apapun bentuk barang itu bisa menjadi benda koleksi unik.

Barangkali, langka orang yang terpikir untuk menekuni hobi yang satu ini, padahal untuk memperoleh benda-benda tersebut sangat mudah. Benda ini bisa didapat dengan mengeluarkan uang banyak, bisa juga sedikit, atau bahkan tanpa mengeluarkan uang sama sekali. Mungkin karena benda ini hanya dianggap sebagai tanda penukar jasa. 

Benda ini dianggap remeh dan tidak dipandang sama seklai, karena itu sudah pantas jika akhirnya di uwel-uwel dan masuk keranjang sampah! Benda yang dimaksud adalah sobekan kertas yang disebut karcis. 

Segala macam bentuk karcis dan sebutannya seperti tiket, retribusi dan tanda masuk. Karcis-karcis seperti ini banyak ditemui di tempat-tempat umum, terminal, tempat parkir, tempat wisata, pasar tradisional, pusat perbelanjaan modern dan tempat lain yang banyak dikunjungi masyarakat.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
KARCIS TERMINAL
Sebelm masuk terminal bis Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) calon penumpang membeli karcis di loket sebagai tanda masuk. Sesudah itu, karcis diserahlan lepada petugas loket untuk disobek-sobek (dan akhirnya masuk tong sampah!) di pintu masuk. 

Biasanya jarak antara loket dan pintu masuk di terminal bis sangat dekat, sehingga kalau dihitung dengan waktu, karcis berada di tangan calon penumpang tidak lebih dari tiga puluh detik, bahkan bisa kurang dari itu. 

Kolektor bisa memperoleh karcis dengan cara membeli karcis lebih di loket, satu karcis diserahkan pada petugas, satu karcis lain disimpan sebagai koleksi. Cara yang lain, meskipun harus berdebat dulu dengan petugas,, dengan meminta kembali karcis yang sudah diserahkan sebelum disobek-sobek.

Tiap terminal di wilayah kota dan kabupaten memiliki corak karcis yang berbeda. Karcis yang dikeluarkan pemerintah kabupaten Jombang tertulis : retribusi pemakaian fasilitas terminal. Pemerintah kota Malang mengeluarkan karcis peron dengan tulisan : retribusi pemanfaatan ruang tunggu, pemerintah kabupaten Sidoarjo dengan tulisan : retribusi ruang tunggu penumpang dan pengunjung. 

Dari pemerintah kota Surakarta : dinas lalu lintas angkutan jalan, terminal induk bus umum Tirtonadi disebut retribusi jasa ruang tunggu. Karcis masuk ini seharga Rp200/orang satu kali masuk, dasar perda no.2 th 2002. Jenis karcis sebelumnya tertulis : Pemerintah Kotamadya Dati II Surakarta, dinas pendapatan daerah, terminal induk bis umum Tirtonadi, karcis retribusi masuk terminal, Rp50,- (lima puluh rupiah) per orang setiap kali masuk. dasar perda no. 02 th 1991 . Perubahan wilayah pemerintahan kabupaten menjadi kota turut mengubah dasar peraturan daerah dan tarif masuk terminal.

Ciri-ciri yang serupa dijumpai hampir di tiap karcis itu, yaitu dasar peraturan daerah (perda), nomor yang terdiri dari beberapa angka, seri yang terdiri dari satu atau dua huruf, tarif karcis, dan nama terminal (ada juga yang tanpa nama terminal). Karcis-karcis ini di plong (kumpulan titik berlubang yang membentuk huruf) dengan singkatan kota misalnya SDA untuk Sidoarjo dan KML untuk Kota Malang. Meskipun di terminal yang sama, warna karcis bisa berbeda tiap harinya.

Masih di seputar terminal. Karcis bis AKAP yang diberikan kondektur menarik untuk dikumpulkan. Penggemar karcis bisa mengumpulkan dua jenis karcis yaitu karcis bis patas (cepat terbatas) dan karcis bis biasa dengan variasi perusahaan otobis yang berbeda. 

Pada karcis bis AKAp tertera nama perusahaan otobis, alamat lengkap, nomor telepon, seri dan nomor karcis. Di antara perusahaan otobis itu ada yang menambahkan tulisan : bila sopir ngebut/ugal-ugalan, mohon dihubungi telepon sekian, sms sekian atau tromol pos sekian. 

Demikian juga saran dan kritik membangun selalu kami nantikan. Terima kasih. Di tiap karcis tertera nama kota yang dilewati dari terminal asal sampai terminal tujuan. Kondektur tinggal mencoret nama kota asal naik dan turun penumpang.

Karcis bis kota yang dikeluarkan Perum Damri menarik juga dikoleksi dari bis karcis tarif biasa dan bis patas dengan warna macam-macam. Sayangnya, tidak setiap kondektur memberikan karcis pada penumpang. Salah satu contoh karcis bis kota yang unik dari Perum Damri unit bis kota Ujung Pandang (sebelum menjadi Makassar). Di atas karcis tercetak tarif Rp 300, kemudian dicetak tindih dengan harga baru Rp400 memakai cap karet.

Di tiap kota pasti ada jalur angkutan umum, entah namanya angkota, mikrolet, angkudes, bemo, dan sebagainya. Jalur angkutan umum di kota Malang ditulis dengan dua atau tiga huruf yang merupakan huruf awal nama terminal asal dan tujuan. jalur mikrolet di Malang seperti LG (Landungsari - Gadang), jalur MM (Mulyorejo - Madyopuro), jalur AG, GA, ADL, AL, LDG, ABB, TST, dan masih banyak lagi. Masing-masing jalur mikrolet mempunyai paguyuban yang menarik iuran dari anggotanya. Kuitansi untuk pembayaran dana rutin organisasi dari paguyuban jalur mikrolet bisa menjadi pilihan koleksi yang menarik.

Contoh karcis lain yang dapat diperoleh dari sekitar terminal bisa seperti retribusi non bus dalam kota, tanda pembayaran retribusi terminal penumpang dalam kota, tanda pembayaran retribusi parkir khusus bus/bus mini/truk.

Karcis / retribusi terminal (dok. pribadi)
Karcis / retribusi terminal (dok. pribadi)
Suatu ketika saya ke terminal Bratang di kota Surabaya. Di dekat pos jaga masuk terminal ada tong sampah dan saya yakin pasti ini tong sampah sobekan retribusi. Maka tanpa ragi dan malu saya mengambil sobekan-sobekan retribusi.

Tiba-tiba penjaga pos bertanya,"Cari apa, Mbak?

Saya jawab dengan cuek,"Saya mencari sobekan-sobekan retribusi."

"Untuk apa sobekan retribusi dipungut?"

"Saya buat koleksi."

Mungkin Bapak itu heran dengan jawaban saya yang dianggap aneh.

"Mbak, ini saya beri 3 gepok retribusi yang masih utuh."

Saya bengong. Wah, baik betul itu Bapak memberi saya retribusi yang masih utuh.

 Saya mengucapkan terima kasih dengan girang, tak disangka memperoleh harta karun.

KARCIS PARKIR

Karcis parkir bisa ditemui di banyak tempat, di kantor pos, pusat perbelanjaan, tempat wisata, lingkungan kampus, dan tempat-tempat umum lain. Karcis parkir berlaku untuk kendaraan roda dua dan roda empat. 

Khusus untuk kendaraan roda dua, ada yang menyediakan jasa penitipan helm. Pengendara yang menitipkan helm diberi tanda karcis penitipan helm. Ada juga tarif karcis parkir yang sudah termasuk jasa penitipan helm.

Di lingkungan kampus dan perkantoran umumnya berlaku sistem karcis parkir berlangganan dengan memakai stiker yang ditempelkan di kaca mobil dan kendaraan roda dua. Pembayaran dilakukan bulanan, sehingga memudahkan dan meringankan biaya mahasiswa dan pegawai kantoran. 

Jadi, tidak perlu setiap kali masuk membayar karcis parkir, karena sebagai mahasiswa (dan pegawai) bisa lebih dari dua kali dalam sehari pulang dan kembali ke lingkungannya. Dari segi biaya sistem berlangganan lebih hemat.

Karcis parkir (dok. pribadi)
Karcis parkir (dok. pribadi)
Ada dua macam sistem parkir yang dipakai. Pada sistem manual juru parkir mencatat nomor polisi kendaraan bermotor. Cara yang lain dengan sistem komputer oleh petugas yang mencatat nomor kendaraan, jam dan tanggal masuk, jam dan tanggal keluar, sehingga lamanya kendaraan parkir dicatat pada karcis parkir.

KARCIS PASAR

Karcis yang satu ini hanya diperoleh pedagang yang berjualan di pasar tradisional. Pemerintah kota Malang menarik tiga macam karcis pasar dengan nilai Rp100, seri yang tertulis dalam alphanumerik (gabungan huruf dan angka) dan nomor dalam enam angka. 

Karcis pasar retribusi berjualan denga nilai Rp 250, seri yang tercantum dalam dua huruf dan nomor dalam enam angka. Retribusi pasar dengan nilai Rp 350, seri yang tertulis dalam satu huruf dan nomor dalam enam angka.

Beda lagi dengan tarif retribusi yang berlaku di Madiun. Di pasar Dolopo (perbatasan Madiun dan Ponorogo) tarif retribusi pasar kelas I dipasang di dinding salah satu pintu masuk utama. Di papan itu tercantum tarif kios per meter persegi, memasukkan dagangan per koli, izin kios, penitipan sepeda dan sepeda motor, pasar ternak (golongan ternak per hari) berdasarkan ternak dan umur ternak.

KARCIS LAIN-LAIN

Masih banyak jenis karcis yang bisa dikumpulkan dan dikoleksi. Tiket terpadu pelabuhan penyeberangan untuk penumpang dan kendaraan Ujung - Kamal yang menghubungkan Pulau Madura dan Jawa Timur (Surabaya). Apabila jembatan Suramadu selesai dibangun, mungkin tiket-tiket itu menjadi langka. 

Tiket penyeberangan lain seperti Merak - Bakauheni, Ketapang - Gilimanuk, dan lain-lain menarik juga.

Karcis yang menarik dikoleksi, misalnya karcis tol, karcis bis, karcis kereta, retribusi kebersihan PKL, karcis toilet pusat perbelanjaan, tiket bioskop, karcis kunjungan wisata dan masih banyak yang bisa dikkumpulkan dari sekitar kita. Selain memperoleh kepuasan melengkapi koleksi, kumpulan karcis dan tiket dapat menjadi peta kenangan dalam perjalanan dan wisata.

Karcis toilet (dok. pribadi)
Karcis toilet (dok. pribadi)
Bentuk karcis hampir tidak berubah dari tahun ke tahun. Yang mungkin berubah hanya harga yang tercetak. Untuk mencari variasi karcis ini, kolektor perlu menjalin kerja sama dengan kolektor lain di daerah dan kota yang berbeda.

Karcis hanyalah sepotong kertas kecil yang akhirnya hanya menghuni tong sampah, sehingga sering luput dari perhatian. Di tangan kolektor, potongan karcis demikian bisa menjadi kertas yang sangat berharga, dipungut, dikoleksi dan disimpan. 

'Status'nya sebagai kertas buangan yang semula menjadi penghuni keranjang sampah, layak memperoleh kedudukan di tempat terhormat, dalam tempat penyimpanan khusus dan memperoleh perlakuan yang khusus pula. Dari sepotong karcis bisa menjadi referensi perbandingan harga dan menjadi saksi catatan sejarah perjalanan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun