Mohon tunggu...
Arie Purwana
Arie Purwana Mohon Tunggu... Dokter - Be Vegan Make Peace

Dokter Anak dan Vegan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Biarkan Mereka Berkuasa

9 Juli 2015   13:50 Diperbarui: 9 Juli 2015   13:50 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah ga dengar pameo "Siapa yang jujur maka akan hancur". Pameo yang dulu (mungkin sekarang masih berlaku) berlaku dalam segala bidang baik bisnis, pendidikan (ujian), administrasi, dan salah satunya adalah kekuasaan (politik). Makna yang tersirat pada pameo tersebut adalah kalau semua berlaku curang dan hanya kamu yang jujur maka kamu akan gagal atau tidak mendapatkan apapun. Apakah benar? Mari kita telaah satu persatu.

1. Jujur
Menurut kamus bahasa Indonesia jujur 1/ju·jur / a 1. lurus hati; tidak berbohong (msl dng berkata apa adanya); 2. tidak curang (msl dl permainan, dng mengikuti aturan yg berlaku): mereka itulah orang-orang yg -- dan disegani; 3. tulus; ikhlas;
kejujuran/ke·ju·jur·an/ n sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati).
Sudah cukup orang-orang tidak jujur menjadi penguasa atau pengambil keputusan. Orang-orang seperti ini yang akan merugikan masyarakat termasuk memaksa mereka yang jujur untuk bersikap tidak jujur. Mengapa tidak kita buktikan sebaliknya bahwa dengan bersikap jujur maka kita akan mendapatkan kekuasaan.

2. Hancur
Menurut kamus bahasa Indonesia hancur/han·cur/ v 1. pecah menjadi kecil-kecil; remuk: kaca mobil yg bertabrakan itu -- berantakan; 2. tidak tampak lagi wujudnya; luluh; larut: gula itu -- dl air panas; 3. ki rusak; binasa: pd waktu Perang Dunia II banyak kota besar yg --;4. ki sangat sedih (tt hati): -- hatinya mendengar berita bahwa suaminya gugur di medan perang;
-- mumur hancur lebur; remuk sama sekali.
Yang menyebabkan kehancuran bukan jujur melainkan perilaku curang. Bagaimana mungkin membangun rumah kehidupan yang kokoh jika fondasinya masih kebobrokan/kebohongan.
Dalam kehidupan bernegara atau mungkin lingkup kecil keluarga, kehancuran dimulai dari ketidak jujuran istri terhadap suami atau sebaliknya, atau ketidak jujuran anak terhadap orang tuanya, atau ketidak jujuran guru dengan murid dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Siapa jujur dia hancur sudah tidak relevan lagi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak relevan lagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang keren dan sedang menjadi tren adalah "Siapa yang jujur dia yang berkuasa". Artinya dengan berlaku jujur maka kita akan mendapatkan banyak manfaat salah satunya membawa kita ke puncak kekuasaan. Nah... Dengan kekuasaan atau pengaruh yang kita miliki maka akan semakin banyak orang yang dapat kita tolong. Semakin banyak yang kita tolong maka semakin banyak orang yang percaya jika kejujuran itu baik. Dan jika semakin banyak yang percaya maka semakin banyak yang akan mengikuti perilaku jujur. Bayangkan saja jika di suatu daerah banyak yang jujur dan baik maka akan semakin banyak orang-orang jujur dan baik yang selama ini "bersembunyi" akan bermunculan dan membuat negara ini akan menjadi baik.

Sebentar lagi pilkada serentak, pilihlah orang-orang yang jujur atau setidaknya jujur menurut anda dan jujurlah pada diri sendiri. Dorong mereka yang jujur untuk berperan aktif dalam berpolitik sehingga mereka dapat memberikan manfaat bagi yang lain.
Selamat mencoba menjadi jujur dan bersiap-siaplah menjadi penguasa yang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun