Mohon tunggu...
Arie Purwana
Arie Purwana Mohon Tunggu... Dokter - Be Vegan Make Peace

Dokter Anak dan Vegan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Medical Check Up, antara Bisnis dan Kebutuhan

9 Februari 2017   09:14 Diperbarui: 9 Februari 2017   14:25 1970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Shutterstock

Pernah mendengar atau melakukan medical check up (MCU) kan? Ya betul. Merupakan salah satu bentuk layanan yang diberikan oleh rumah sakit (RS) atau laboratorium (lab). Pada dasarnya MCU atau pemeriksaan kesehatan (bukan pemeriksaan kesakitan) merupakan salah satu upaya untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuh kita dalam hal ini yang diperiksa adalah organ-organ tubuh. 

Tujuan MCU antar lain untuk mengetahui status kesehatan kita, mengenali risiko terhadap kesehatan fisik, mental dan nutrisi, menilai gaya hidup yang berhubungan dengan kesehatan, deteksi awal terhadap beberapa penyakit yang mungkin ada seperti kanker, mencari tahu program kesehatan apa yang paling sesuai untuk masing-masing individu.

Pemeriksaan kualitas organ-organ tubuh dapat dilakukan dengan pemeriksaan tubuh/fisik, pemeriksaan status imunisasi, pemeriksaan cairan tubuh seperti darah dan urin atau pemeriksaan jaringan tubuh seperti pap smear atau melalui pemeriksaan radiologi seperti ultrasonography (USG), rongent atau treadmill. Ada pameo yang hingga kini masih ada di masyarakat kita tentang MCU. Sebagian merasa tidak perlu dilakukan dengan prinsip kalau tidak sakit kenapa harus periksa. Apalagi MCU mahal, ngabisin duit, hanya untuk orang tua, dsb. Mari kita bahas beberapa manfaat dari MCU.

  • Medical check up dilakukan untuk mengetahui tingkat kebugaran kita. Beberapa perusahaan mensyaratkan pemeriksaan kesehatan dilakukan pada pelamar kerja dan karyawannya. Bahkan dibanyak tempat pendidikan seperti universitas atau yang setara, rutin menyelenggarakan MCU sebagai salah satu syarat penerimaan mahasiswa. Contoh saat melanjutkan pendidikan doktoral maka fakultas kedokteran mensyaratkan tes kesehatan yang benar-benar baik. Atau saat seleksi jadi anggota TNI dan Polisi atau Pilot maka diadakan tes kesehatan lengkap. Bayangkan saja jika orang yang sakit terpilih sebagai anggota TNI atau Polisi atau Pilot.
  • Medical check up untuk segala umur. Sangat jarang orang tua membawa anaknya untuk pemeriksaan kesehatan rutin padahal dengan melakukan MCU rutin setidaknya setahun sekali kita dapat mengenal potensi risiko penyakit yang bisa terjadi. Contohnya seorang anak dari keluarga dengan obesitas dan kencing manis maka memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengalami hal yang sama. Dengan MCU maka dokter dapat membuatkan program diet dan dan aktivitas fisik yang sesuai karena pada dasarnya program tersebut bersifat sangat individual.
  • Medical check up dapat menghemat waktu kita yang berharga. Medical check up lengkap hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam (jika tidak antri) bahkan di beberapa rumah sakit besar waktu tersebut sudah termasuk hasil pemeriksaan. Waktu 2-3 jam terkesan lama namun bayangkan ketika anda sakit waktu berjam-jam bahkan berhari-hari harus dilalui karena harus rawat inap. Dengan mengenali sejak dini maka anda cukup melakukan perawatan poliklinis/rawat jalan.
  • Medical check up menguntungkan bisnis. Tentu saja ini salah satu bentuk bisnis yang ditawarkan sebuah rumah sakit (RS) atau layanan laboratorium (lab). Hanya saja bisnisnya adalah memastikan kesehatan anda. Kisaran dana yang kita keluarkan untuk MCU akan sangat variatif tergantung pemeriksaan apa yang kita inginkan atau dokter rekomendasikan. Umumnya pihak RS atau lab memiliki beberapa paket MCU yang disesuaikan dengan kondisi serta dana anda. Semakin besar risiko masalah kesehatan kita maka semakin lengkap MCU yang sebaiknya kita ikuti.

Kerugian akibat sakit sudah dihitung oleh banyak lembaga kesehatan seperti organisasi kesehatan dunia (WHO), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes) yang diimplementasikan dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Salah satu contoh perhitungan biayanya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penderita hipertensi menghabiskan dana tahunan lebih besar sekitar 16 juta rupiah dibandingkan non hipertensi. 

Biaya ini belum termasuk kehilangan waktu untuk bersenang-senang karena terkait penyakit, kehilangan produktifitas kerja, dan kehilangan kontribusi di masyarakat seperti pelayanan keagamaan dsb. Ini belum termasuk komplikasi yang dapat timbul dikemudian hari seperti stroke, gagal jantung, gagal ginjal dsb. Bayangkan jika bisa dikenali sejak dini maka hipertensi bisa terkontrol dan dicari penyebabnya untuk ditangani.

Sehat itu murah. Sakit itu mahal. Saat kita sakit bukan hanya kita yang menderita namun orang disekitar kita juga ikut merasakannya. Berapa kerugian uang, tenaga, dan pikiran yang harus dikeluarkan ketika kita sakit. Bahkan perusahaan tempat kita bekerja (jika jadi karyawan) ikut-ikutan kena getahnya. Mereka akan kehilangan produktvitas karyawannya. 

Mereka harus membayar asuransi dan pada beberapa kasus perusahaan bisa nombokin. Anda adalah aset, jika tidak ngantor maka perusahaan bisa merugi tuh (karena anda adalah karyawan terbaik). Jika terlalu lama sakit maka anda bisa dipecat. Jiak dipecat maka akan kehilangan penghasilan. Jika kehilangan penghasilan maka anda bisa bayangkan sendiri kelanjutannya.

Ayo periksakan kesehatan anda. Ingat selalu untuk kontrol kesehatan bukan kontrol kesakitan. Lakuakn MCU segera!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun