Dari catatan seorang dokter pada tahun 1840, diceritakan tentang sebuah bangunan di The le de la Cit di mana sebuah ruang seluas 5 m2 dihuni oleh 23 orang, dewasa dan anak-anak. Dengan situasi seperti ini, penyakit pun menyebar dengan cepat. Epidemi kolera sempat melanda kota ini antara tahun 1832-1848.
Kondisi tersebut membuat Kaisar Napoleon III memutuskan untuk mengadakan renovasi besar-besaran di Paris.Â
Ia menunjuk Georges-Eugne Haussmann untuk memimpin program renovasi, yang berlangsung mulai dari tahun 1853.Â
Program yang dijalanakannya di antaranya adalah pembongkaran lingkungan abad pertengahan yang dianggap terlalu penuh dan tidak sehat, pelebaran jalan, pembangunan taman, alun-alun kota, air mancur, dan juga pembangunan selokan baru.
Haussmann tidak tanggung-tanggung dalam usahanya memperbaiki kota Paris. Tak kurang dari 19.730 bangunan bersejarah dibongkar dan dibangun sekitar 34.000 bangunan baru.
Haussman memulai dengan membuat persimpangan-persimpangan jalan besar dan diiringi dengan pembuatan bulevar (jalan raya).Â
Di sepanjang bulevar ini didirikan bangunan baru yang memiliki ciri khas, dan dikenal dengan sebutan Bangunan Hausmaan.Â
Bangunan ini khas karena untuk mendirikan bangunan ini harus mengikuti panduan yang ditetapkan. Panduan tersebut di antaranya adalah:
- Bangunan terdiri beberapa lantai, di mana lantai dasar memiliki langit-langit tinggi, dinding tebal dan diperuntukan untuk keperluan komersial seperti pertokoan atau perkantoran.
- Lantai pertama, dikenal sebagai "mezzanine", memiliki langit-langit rendah dan biasanya digunakan sebagai tempat penyimpanan barang dari keperluan toko atau kantor di bawahnya.
- Lantai dua, adalah lantai yang paling strategis, karena lantai ini tidak terlalu tinggi (dapat dicapai dengan mudah) dan memiliki balkon yang lebar serta jendela yang dirancang dengan indah.
- Lantai ketiga (juga lantai empat dan lima) memiliki balkon yang lebih kecil dan desain jendela yang lebih sederhana.
- Lantai paling atas, memiliki balkon yang besar sebagai cara untuk menambah estetika keseimbangan pada bangunan. Namun balkon tidak didekorasi dengan rumit dan jendela-jendelanya identik dengan yang ditemukan di lantai tiga dan empat.
- Bangunan itu kemudian ditutup dengan Atap Mansard, bentuk atap ini menciptakan ruang yang digunakan sebagai kamar (biasanya digunakan sebagai tempat tinggal pelayan).
Atap Mansard inilah yang menjadi salah satu ciri khas bangunan di Paris. Atap Mansard sendiri sudah ada sejak abad ke-16, dan dikenal dengan sebutan atap Prancis, karena atap ini memang dipopulerkan oleh Arsitek Prancis.Â
Walaupun penemunya sebetulnya adalah Pierre Lescot (1510-1578), namun karena atap ini dipopulerkan oleh Francois Mansart (1598 -- 1666), yang menggunakan jenis atap ini dalam banyak rancangannya, maka jenis atap ini dikenal dengan sebutan Atap Mansard.Â