Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Bubble Wrap Waffle, "Instagram Food" yang Lahir Saat Resesi

13 November 2020   15:18 Diperbarui: 13 November 2020   19:03 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman di mana sosial media meraja, segala sesuatu bisa menjadi trend dalam sekejap. Makanan adalah salah satu yang paling mudah dibuat viral. Ada yang viral karena rasanya. Ada yang mendadak terkenal karena proses pembuatannya. 

Ada pula yang diburu orang karena penampilannya yang indah dan dianggap layak menghiasi akun sosial media. "Bubble wrap waffle" adalah salah satu contoh dari kategori terakhir. Bubble wrap waffle ini banyak terkenal di Inggris dan Amerika. Padahal waffle ini sebetulnya berasal dari Hong Kong dan merupakan jajanan yang sederhana.

Di Hong Kong, waffle ini dikenal dengan nama "Egg waffle". Egg waffle ini diciptakan pada sekitar tahun 1950-an, setelah masa-masa perang (Perang Dunia II, Perang Korea dan Perang Saudara di Cina yang berdampak terhadap Hong Kong), saat situasi ekonomi suram. 

Orang-orang mencoba usaha dan mencari cara untuk menciptakan sesuatu dari sumber yang terbatas. Menggunakan secara maksimal bahan yang ada. Telur adalah salah satu bahan pangan utama. 

Sayangnya telur tergolong rapuh, mudah retak. Telur-telur yang sudah retak ini sulit untuk dijual. Para penjual telur pun berusaha mencari cara agar telur-telur ini bisa terpakai. Telur dicampur dengan bahan-bahan lain yang mudah didapat, seperti tepung dan gula, sehingga lahirlah egg waffle. 

Dalam Bahasa setempat egg waffle disebut "gai daan zai" yang artinya "telur ayam kecil", bentuknya memang seperti miniatur lusinan telur. Hal ini sesuai dengan situasi yang diperlukan Hong Kong pada saat itu, makanan yang murah (dengan menggunakan bahan-bahan sederhana) namun bergizi. Dengan nama dan bentuk yang meniru telur ayam, diharapkan makanan ini akan memberi kesan bergizi. Egg waffle ini dijual oleh penjaja makanan pinggir jalan.

Pedagang pinggir jalan sedang membuat Egg Waffle/sumber: TravelCNN.com
Pedagang pinggir jalan sedang membuat Egg Waffle/sumber: TravelCNN.com
Keberadaan penjaja makanan jalanan ini menunjukkan situasi ekonomi Hong Kong. Pada tahun 1960 dan 1970-an, banyak imigran dari Cina yang datang ke Hong Kong. Mereka berusaha mencari nafkah di Hong Kong.

Berjualan makanan di pinggir jalan merupakan salah satu hal yang paling mungkin dilakukan. Tak heran bila pada tahun 1970-an, permintaan loyang egg waffle meningkat.

Khawatir akan kebersihan, keamanan dan juga kemacetan yang ditimbulkan dari pedagang pinggir jalan ini, pada tahun 1970-an pemerintah mulai mengambil tindakan untuk membatasi pedagang ini, diantaranya dengan larangan pengeluaran ijin baru bagi pedagang dan razia bagi pedagang yang tak memilki ijin. 

Hal ini terus dilakukan hingga tahun 2000-an, dan mengakibatkan jumlah pedagang jalanan ini menurun drastis, dari 50.000an di tahun 1974 hingga tinggal 6000 sekarang ini. Egg waffle yang dijual di gerobak juga terkena imbasnya, jumlah penjualnya semakin sedikit. Beberapa diantaranya yang memiliki cukup modal, membuka toko/restoran (tidak lagi di gerobak) untuk menjual egg waffle. 

Hal ini walaupun membuat penjual egg waffle berkurang, namun di sisi lain, dengan membuatnya di restoran, penjual ini mulai berkreasi baik dengan rasa maupun bentuk. Egg waffle mulai memiliki berbagai rasa, seperti coklat, matcha, talas. Egg waffle terus berevolusi.

Egg Waffle yang via desiblitz.com
Egg Waffle yang via desiblitz.com
Orang-orang Hong Kong yang merantau ke luar negeri juga memberi kontribusi pada evolusi egg waffle ini. Mereka mencoba menyesuaikan egg waffle dengan selera setempat. 

Tak hanya rasa, kreatifitas juga dilakukan pada penyajian. Egg waffle dilipat hingga membentuk kerucut dan diberi isian yang variasinya tak terbatas. Bahkan Namanya pun mengalami perubahan, menjadi nama yang lebih menarik "bubble wrap waffle", mengambil ide dari bentuknya yang seperti bubble wrap.

Egg waffle. Bubble wrap waffle. Makanan ini telah menjelma menjadi makanan yang "indah" dengan rasa dan isian yang "eksotis". Walaupun demikian, egg waffle asli, yang sederhana, yang lahir dari telur tak sempurna, akan tetap memiliki tempat tersendiri, terutama bagi warga Hong Kong. 

Egg waffle merupakan bagian dari sejarah Hong Kong. Egg waffle mengingatkan Hong Kong akan periode sulit mereka. Saat dimana egg waffle dijual per satuan bulatan, bukan seloyang, karena orang pada saat itu tidak sanggup untuk membeli seloyang. Transformasi egg waffle juga menunjukkan transformasi Hong Kong. 

Begitu sukanya orang Hong Kong terhadap egg waffle ini, bahkan mereka mengadakan Festival Egg Waffle, yang pertama kali diadakan pada tanggal 4-5 Maret 2017 dengan tema "Eggssentially Art!"

Dalam sepotong egg waffle yang renyah di luar dan lembut di dalam ini, kita bisa membayangkan sejarah Hong Kong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun