Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menikmati Dubai di Masa Lalu Hanya dengan 1 Dirham

31 Juli 2020   12:25 Diperbarui: 31 Juli 2020   18:47 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abra di Madinat Jumaerah | Sumber: Dokumentasi pribadi

Siapapun pasti setuju kalau mendengar tentang Uni Emirate Arab pasti terbayang negara kaya, dengan cadangan minyak berlimpah. Memang betul, Uni Emirate Arab yang merupakan federasi dari tujuh Emirate (Abu Dhabi, Dubai, Ajman, Fujairah, Ras al Khaimah, Sharjah dan Umm al Quwain) adalah salah satu negara terkaya di dunia. 

Walaupun Abu Dhabi adalah ibu kotanya dan merupakan anggota terkaya di Uni Emirates Arab, namun Dubai lebih terkenal dan popular karena Dubai merupakan salah satu pusat bisnis dan tujuan wisata dunia.

Dubai yang sekarang kita kenal sangat berbeda dengan Dubai di masa lalu. Dubai dulunya adalah kampung nelayan di teluk Persia yang hidup dari mutiara. Adalah Keluarga Al Maktoum yang membawa 800 suku Bani Yas ke Khor Dubai (dikenal juga dengan sebutan Dubai Creek) pada tahun 1883. 

Dubai Creek adalah sungai yang merupakan cerukan dari Teluk Arab, yang membagi Dubai menjadi 2 bagian, yaitu Bur Dubai dan Deira. Dubai Creek berfungsi sebagai pelabuhan dan pada abad ke-19 menjadi pusat perikanan, mutiara dan perdagangan maritim. 

Pada pergantian abad abad ke-20 Dubai menjadi kota pelabuhan yang sukses, dengan souk (pasar) yang mencapai 350 toko. Ketika ditemukannya minyak pada tahun 1966, Dubai menggunakannya untuk proyek pembangunan dan mulai mengembangkan sektor pariwisata. Mengubah dari sekelompok pemukiman kecil menjadi pelabuhan modern, kota modern dan pusat komersial. 

Pelabuhan Rashid, Pelabuhan Jebel Ali, pelebaran Dubai Creek dan pembangunan Dubai World Trade Center adalah sedikit dari proyek utama yang selesai pada saat itu.

Pembangunan dengan visi yang jauh ke depan, membuat Dubai terus membangun dan berkembang pesat. Tak hanya infrastruktur yang dikembangkan, tetapi Dubai juga menawarkan berbagai kemudahan bagi orang asing, dengan berbagai skema pajak dan skema usaha yang memungkinkan orang asing untuk memiliki bisnis di Dubai. 

Hal ini menjadikan Dubai tempat yang ideal untuk tinggal dan usaha. Kurang dari setengah abad, Dubai berhasil menjadi salah satu kota terbaik di dunia, baik untuk tinggal maupun sebagai destinasi wisata.

Burj Al Arab | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Burj Al Arab | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Banyaknya kalangan "jetset" yang memilih untuk tinggal ataupun bisnis di Dubai, membuat Dubai senantiasa menghadirkan segala sesuatu dengan kualitas terbaik (atau mungkin sebaliknya, karena Dubai menawarkan hal-hal yang serba mewah maka menarik para kaum super kaya untuk datang dan tinggal di Dubai). 

Burj Al Arab contohnya. Termasuk salah satu hotel termewah di dunia yang seringkali disebut sebagai hotel bintang tujuh, karena untuk standard hotel bintang lima, hotel ini jauh melampauinya. Juga ada Burj Khalifa, sebuah mega proyek yang menjadikannya bangunan tertinggi di dunia dengan ketinggian 828 meter.

Tentunya, kemewahan tersebut dapat dinikmati dengan harga yang tak murah. Untuk dapat menginap di Burj Al Arab, harus siap mengeluarkan dana Rp 35 juta/malam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun