Kejujuran total diterapkan dengan selalu berterus terang. Penolakan terhadap kesenangan dan kenikmatan kekayaan, membuat orang Belanda tidak mempunyai kebiasaan untuk pamer atau berfoya-foya. Mereka tidak mengejar kemewahan, tetapi lebih mengutamakan kenyamanan.
Hal ini yang kadang membuat orang menganggap orang Belanda pelit.
Kembali ke masalah keterusterangan. Setiap hal yang memiliki dua sisi. Demikian juga dengan keterusterangan. Dengannya, kita mengetahui betul-betul apa yang ada di benak seseorang.
Kita tahu bila mereka mengucapkan pujian, itu adalah betul-betul apresiasi, dan bukan kepura-puraan atau hanya untuk menyenangkan saja. Kita tahu mana lawan dan mana kawan. Dengan terus terang, juga menghindarkan kita dari situasi yang tidak kita inginkan.
Bila memang sedang tidak bisa menerima. “titipan” menjaga anak teman, lebih baik berterus terang, daripada malah membuat kita stress atau mengacaukan rencana yang sudah kita susun. Orang Belanda jujur dalam mengutarakan pendapatnya.
Dan mereka juga mengharapkan hal yang sama. Bila ada salah, mereka ingin diberitahu dan bukannya merasa malu. Karena dengan tahu kesalahan, mereka jadi mempunyai kesempatan untuk memperbaiki dan pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan mereka.
Di sisi lain, keterusterangan dapat membuat lawan bicara kita menjadi tidak nyaman. Banyak budaya yang menanamkan pentingnya menjaga tutur kata dengan berbagai alasan.
Terkadang, ada situasi dimana kita membutuhkan kata-kata yang mungkin tidak jujur sepenuhnya, tetapi dapat memberikan hal positif.
Misalnya di saat menemui kegagalan, seseorang akan lebih mudah bangkit bila diberitahu tentang "kekuatannya" dibanding bila dibeberkan segala "kesalahan/kelemahannya".
Segala sesuatu memang lebih baik tidak ekstrim. Berbicara jujur tentu penting, namun juga perlu melihat situasi dan kondisi. Sebaliknya, jangan memberikan kata-kata manis yang palsu demi mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri belaka. Singkatnya, bijaksanalah dalam memberikan komentar.