Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sak Yant, Tato Thailand yang Penuh Magis

14 Februari 2020   08:28 Diperbarui: 17 Juni 2021   11:39 6269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sak Yant (Dokumentasi pribadi)

Tato, topik menarik dan akan selalu mengundang diskusi dan perdebatan hangat. Terlepas dari masalah pro dan kontra, tato sendiri memiliki sejarah yang panjang dan menarik. 

Berdasarkan informasi dari Wikipedia, keberadaan tato sudah ada dari sejak awal sejarah peradaban manusia. Tepatnya sejak millennium ke-5 dan ke-4 SM, dengan diketemukannya mumi bertato di Lembah Otz, pegunungan Alpen.

Berbagai kebudayaan kuno menggunakan tato sebagai metode untuk penyembuhan dan juga untuk tujuan keagamaan. Tato juga digunakan sebagai simbol status dalam tatanan sosial dan juga digunakan sebagai tanda peringkat dan pencapaian.

Dalam perkembangannya, tato mengalami pasang surut. Di Eropa, ketika agama Kristen muncul, tato dianggap sebagai tradisi barbar dan perlahan tradisi ini memudar. Hingga pada sekitar abad ke-16, saat berkembangnya ekspedisi penjelajahan dunia, para penjelajah sering membawa pulang suku-suku asing dari tempat yang mereka kunjungi, dan banyak diantaranya yang bertato.

Baca juga: Asal-usul Pad Thai yang "Dinasionalkan" oleh Diktator Thailand

Karena penjelajahan zaman dulu umumnya melalui laut, maka awalnya yang memakai tato adalah para pelaut, dan kalangan kelas bawah. Namun ketika seniman tato menjadi profesional dan bertarif mahal, tato juga dipakai oleh kalangan atas. Pada tahun 1960-an, saat dimulainya gerakan kaum hippie, tato menjadi sarana untuk mengekspresikan diri.

Proses pembuatan Sak Yant | Sumber: Dokumentasi pribadi
Proses pembuatan Sak Yant | Sumber: Dokumentasi pribadi
Tato di Thailand, selain umumnya tato yang kita kenal, ada juga tato tradisional yang disebut Sak Yant, dan digunakan bukan sekadar untuk "menghias" tubuh ataupun mengekspresikan diri. 

Kata "Sak Yant" berasal dari kata "Sak" yang dapat diartikan merajah dan "Yant" yang berasal dari Bahasa Sansekerta "Yantra". Yantra adalah diagram mistik yang digunakan dalam agama dan filsafat India untuk beribadah. Membantu dalam meditasi. Yantra juga diyakini memiliki kekuatan mistis. Jadi dapat diartikan "Sak Yant" adalah tato yang memakai desin Yantra. 

Karena memiliki sisi mistis, Sak Yant hanya dapat dilakukan oleh Biksu atau Ajahn. Dan bagi yang memakai Sak Yant, ada pantangan yang harus dijalankan. Pantangan yang sebetulnya umum dan wajar, seperti tidak boleh membunuh, tidak boleh mencuri, tidak boleh menginginkan pasangan orang lain atau berzinah, tidak boleh berbohong, tidak boleh mabuk-mabukan dan tidak boleh berbicara hal buruk tentang ibumu.

Intinya, orang yang memakai Sak Yant harus menjadi orang yang baik, agar kekuatannya tidak pudar. Atau dengan kata lain, hanya orang yang baik, yang bisa mendapatkan manfaat dari Sak Yant-nya. 

Baca juga: Terkuak, Ini Bocoran Cerita Soal Asal Usul Thai Tea, Teh Asal Negeri Thailand

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun