Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Bhakti TNI AU

29 Juli 2022   00:12 Diperbarui: 29 Juli 2022   08:57 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: tni-au.mil.id

Tanggal 29 Juli dikenal dengan Hari Bhakti Angkatan Udara dari Tentara Nasional Indonesia (TNI-AU), tanggal dimana tonggak sejarah tercipta sebagai salah satu titik awal pengabdian TNI-AU khususnya di bidang operasi udara.


Pada tanggal tersebut tepatnya pada tanggal 29 Juli 1947 telah terjadi dua kejadian bersejarah yaitu pengeboman oleh kadet kadet penerbang TNI AU ke kubu kubu pertahanan Belanda di tiga kota yaitu Semarang, Salatiga dan Ambarawa dengan pesawat Cureng dan kejadian lainnya yaitu penembakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi VT-CLA yang mengangkut obat-obatan oleh pihak Belanda.


Kejadian pengeboman oleh pesawat Cureng oleh kadet kadet penerbangan Angkatan Udara kita saat itu yang dikutip dari website TNI AU tidak hanya sebuah perintah dari Kepala Staf TNI AU ketika itu yaitu  Komodor Udara Suryadi Suryadarma yang didampingi oleh Komodor Udara Halim Perdanakusuma tetapi juga merupakan misi sukarela, walau begitu tak seorang pun dari kadet kadet penerbangan TNI AU ini mundur dan justru terpanggil.


Dini hari tanggal 29 Juli 1947 langit di atas pangkalan udara Maguwo (sekarang Adisucipto) berbeda dengan dini hari pada biasanya ketika deruan mesin dua pesawat Cureng dan satu pesawat Mitsubishi Ki-51 dive bomber membuat kebisingan ditengah sunyinya hari dengan misi menyerang kubu pertahanan Belanda dengan misi pemboman.  


Sedianya ada empat pesawat yang disiapkan pada misi ini namun karena perbaikan masih dilakukan dan misi tetap harus dilakukan maka ketiga pesawat dengan kadet kadet penerbang TNI AU tetap membuat kebisingan dengan deruan mesin dan memanaskan dinginnya malam dengan semangat juang mereka.


Aksi ini adalah sebagai respons TNI AU atas penyerangan yang dilakukan oleh Belanda pada beberapa.pangkalan udara di Indonesia pada tanggal 21 Juli 1947 yang dinilai sebagai pelanggaran dari perjanjian Linggarjati, aksi penyerangan Belanda ini dikenal dengan Agresi Belanda I.


Sebagai informasi tambahan adalah bahwa pesawat Cureng merupakan pesawat latih menengah bukan pesawat pembom sehingga modifikasi dilakukan ketika itu untuk dapat mencapai mission accomplished.


Cureng adalah sebutan dari para kadet penerbang tempur TNI AU ketika itu untuk pesawat Yokosuka K5Y yang.merupakan pesawat jenis latih menengah yang pertama kali dibuat oleh Jepang dari tahun 1933-1945


Kesatuan Skadron Kamikaze Special Attack Corps 3rd Ryuko Jepang menggunakan pesawat jenis ini pada serangan Pearl.Harbour dan menenggalamkan kapal perang Angkatan Laut Amerika USS Callaghan pada 29 Juli 1945.


Kembali ke 29 Juli 1947 yang secara kebetulan di tanggal yang sama dengan tahun yang berbeda, kadet kadet penerbang TNI AU dengan pesawat K5Y dan Mitsubishi Ki 51 dive bomber membuktikan kemampuan mereka pada misi pengeboman di tiga kota dengan keberhasilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun