Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kenaikan Harga Tiket Pesawat yang Berbeda

4 Juni 2022   01:55 Diperbarui: 4 Juni 2022   21:01 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kabin Pesawat (foto:Tunde/pixabay.com)

Harga tiket pesawat yang tinggi sepertinya mengawali pengaktifan kembali industri aviasi setelah beberapa negara melonggarkan aturan pembatasan perjalanan.

Beberapa media menyoroti keadaan ini dalam sejak bulan April 2022 dengan menyebutkan kenaikan harga jet fuel atau Aviation Turbine Fuel (ATF) atau sering disingkat dengan avtur dan permintaan kursi yang meningkat tajam akhir-akhir ini.

Namun kenaikan harga tiket pesawat kali ini berbeda dengan kenaikan yang lalu atau sebelum pandemi dan juga bukan sekadar hukum permintaan dan penawaran saja. Ada faktor penyebab lainnya yang membuat perbedaan tersebut yaitu keadaan maskapai yang masih dalam tahap recovery.

Selama pandemi beberapa maskapai harus bertahan sekuat tenaga dengan berbagai cara seperti pengembalian pesawat ke leasing, pembatalan dan atau penjadwalan kembali pesanan pesawat serta pengurangan karyawan termasuk pilot dan awak kabin.

Pengurangan armada berarti pengurangan frekuensi penerbangan yang berarti juga pengurangan ketersediaan kursi dan jika pun armada siap, pertanyaan yang kemudian timbul adalah siapa yang akan bertugas menerbangkan pesawat serta melayani para penumpang?

Peningkatan jumlah pengguna penerbangan bukanlah sesuatu yang baru bagi industri aviasi melainkan justru merupakan ciri khas dari industri aviasi, akan tetapi dahulu keadaan ini bisa diantisipasi segera dengan penambahan frekwensi penerbangan pada rute rute yang terdampak karena armada tersedia.

Namun kini bagaimana maskapai dapat menambah frekuensi penerbangan ketika utilisasi armada yang dimiliki sudah maksimum  walau dengan kesiapan pilot dan kru kabin?

Penyebab lainnya adalah naiknya harga jet fuel atau Aviation Turbine Fuel (ATF) yang disebabkan oleh naiknya harga minyak mentah dunia dimana ATF mempresentasikan sekitar 30-40% dari total biaya operasional maskapai.

Kenaikan harga ATF bervariasi di beberapa negara, sebagai contoh di India kenaikannya mendekati 18%, di Amerika hingga 40% sejak awal tahun 2022,  sedangkan di Indonesia sebesar 58% pada periode 1-14 April 2022 (Kompas.com 1 April 2022).

Namun kenaikan harga ATF ini juga bukan sesuatu yang baru dalam industri aviasi dimana ketergantungan pengoperasian pesawat tidak pernah berubah sampai adanya bahan bakar alternatif.

Pandemi memang juga bukan hal yang baru dihadapi oleh maskapai tetapi dampak dari Pandemi Covid-19 dapat dikatakan merupakan hal yang benar-benar baru bagi industri aviasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun