Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Inilah Capres Potensial di 2024

28 Desember 2022   15:05 Diperbarui: 28 Desember 2022   15:17 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini 6 Capres potensial 2024 diantara sekian banyak capres lainnya. Sumber. UINSA Surabaya.

Di akhir tahun 2022 biasanya orang banyak menulis tentang evaluasi atau  semacam refleksi di tahun yang berjalan, untuk melihat apa yang sudah dan belum dikerjakan. Bisa juga mengevaluasi apa yang sudah dikerjakan, namun hasilnya belum maksimal. Sehingga diakhir tahun banyak yang mengadakan rapat akhir tahun, di kantor-kantor pemerintah atau swasta, dengan harapan di tahun depana menjadi lebih bak lagi.

Namun saya tidak mengevaluasi kerja saya, itu urusan orang lain untuk menilainya. Kompaisana ini memang tempat ngeblog yang asik, entah kenapa Saya jatuh cinta pada kompasiana, dan ini sudah berlangsung 12 tahun. Hanya di sini, kompasiana, artikel saya ditulis, dan sudah lebih seribuan artikel, tepatnya 1283 artikel, dan ini artikel ke 1283.  Yang paling berkesan dari semua itu , Saya dan teman-teman kompasioner melahirnkan 4 buku ontology. Ke empat buku tersebut adalah : 1. Jokowi ( Bukan) untuk Presiden; 2. Kami Tak Lupa Indonesia; 3. Ahok untuk Indonesia; 4. 150 Kompasioner menulis.

Yang menarik buku pertama, judulnya seperti ragu, ini Jokowi bisa jadi Presiden atau tidak? Karena ada kata bukan dalam kurung, 'Jokowi ( Bukan) untuk Presiden'. Buku keroyokan tersebut memang unik, ditulis sebelum Jokowi jadi Presden, jadi tanpa iming apa-apa, jadilah itu buku, dan hebatnya Jokowi jadi Presiden, terlepas ada yang pro dan kontra.

Mestinya para penulis" Jokowi (bukan) untuk Presiden" dapat hadiah tuh dari Jokowi, karena sudah ikut mempromosikan Jokowi menjadi Presiden waktu itu. Dan buku tersebut dibedah oleh ahli komunikasi, Prof. Effendi Ghazali, yang sering muncul pada diskusi ILC, Indonesia Lawyer Club. Ketika buku itu terbit, saya masih di Moskow. Alhamdulillah tiga tulisan saya: 1. Jokowi Sang Gubernur Fenomanal, halaman 149; 2. Dicari Capres Blusukan, halaman  243; 3. Jokwi, Gubernur Langkah, halaman 247; masuk pada buku tersebut, dan dapat honor, lumayan buat makan bakso segerobak.

Waktu itu memang Jokowi, yang sekarang menjadi Presiden di priode ke 2, sangat fenomenal, terlepas  kata orang pencitraan. Priode pertama 2014-2019, sedangan priode ke dua sedang berjalan, 2019-2024. Yang jadi fenomena lagi, Jokowi belum habis masa jabatannya, masih tahun 2024 mendatang, eh ada yang menggadang-gadang untuk priode berikutnya, 2024-2029, itu kalau tiga priode, paling tidak ditambah dua atau tiga tahun lagi. Aya-aya wae.

Kalau dipikir-pikir ya boleh-boleh saja, kalau tak melanggar kontitusi, tapi  konstitusi buatan manusia juga, yang bisa saja dirubah. Ini kalau pendapat yang pro pada Jokowi. Yang kontra pada Jokowi, ya tentu saja tak boleh, cukup hanya dua priode seperti yang sudah terjadi pada SBY, 2004-2009 dan 2009-2014.  Ya harus diberikan kesempatan buat muncul Presiden yang lain, jangan 4L, lu lagi,lu lagi.

Kalau ambil contoh yang pro Jokowi nambah lagi, ya seperti yang terjadi di Rusia, sudah beberapa tahun yang jadi Presiden tetap Vladirmir Putin, bahkan sampai 2036(? ) mendatang, luar biasa. Atau seperti Erdogan , Preiden Turkiye, yang sakarang tetap bertahan menjadi Presiden. Kalau di Cina sih normal saja, karena negara Komunis, yang Presidennya bisa saja seumur hidup.

Kita Kembali ke gagasan tiga priode atau ditambah masa jabatan Jokowi 2 atau 3 tahun. Repot memang jika orang sudah di puncak kekuasaan, ingin lagi dan lagi, kalau bukan Jokowinya, ya pendukungnya. Tentu para pendukung atau di lingkaran Jokowi punya kepentingan masing-masing, agar kedudukan atau jabatan mereka aman, jika Jokowi tetap menjadi Presiden.

Sementara Jokowi ketika ditanya wartawan, dengan gayanya seperti biasa, ga mikir, pokoknya kerja, kerja dan kerja. Sementara dipihak lain sudah muncul capres-capres yang siap maju. Yang paling anyar tentu Anies Baswedan, walau dianggap mencuri start Pemilu, padahal kampanye saja belum dimulai. Ada lagi capres yang muncul di berbagai survey, diantaranya Prabowo, yang terus saja mencalonkan diri, walau sudah KO beberapa kali, namun yang namanya pejuang, konon tak pernah menyerah sampai ke tujuan.

Juga ada Ganjar Pranowo, Sandiago Uno, Eric Tohir, Ridwan Kamil, Agus Yudhoyono dan banyak lagi. Nanti kita bahas empat nama terakhir plus dengan Anies Baswedan tentunya. Karena 5 tokoh muda yang sering muncul dan sudah punya prestasi di bidang masing-masing. Indonesia butuh Presiden muda kedepan, yang punya wawasan dan misi yang jauh ke depan, menuju Indonesia emas di tahun 2045.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun