Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Yuk Kita Hormati Jokowi sebagai Presiden RI

23 Agustus 2021   09:11 Diperbarui: 23 Agustus 2021   09:20 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi.Medcom.id

Ini tulisan akan serba dilema, seperti filmnya Warkop dulu, : " Maju Kena Mundur Kena". Loh kok bisa begitu? Kenapa tidak? Karena yang akan dibahas kali ini tentang Presiden Indonesia, Jokowi. Terlepas dari suka atau tidak, memilih atau tidak memilih Jokowi waktu Pilpres 2019 lalu, faktanya Jokowi sudah menjadi Presiden Indonesia untuk periode kedua, orang nomor satu di Indonesia, dan satu-satu lembaga negara yang isinya satu orang, Presiden! Bandingkan dengan lembaga negara lainnya, seperti MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK, dan KY.

Suka atau tidak Jokowi sudah menjadi Presiden, dan ini untuk jabatan kedua kali. Yang pertama 2014-2019 dan yang kedua dari 2019 sampai 2024 mendatang. Jika selamat atau tak ada halangan yang berarti , maka Jokowi akan menjadi Presiden kedua, di era Reformasi yang berhasil menduduki dua kali  masa jabatan , akan menyamai SBY ( 2004-2009 dan 2009-2014). Kalau ibarat pertandingan, Jokowi dalam segi waktu, sudah mengalahkan tiga Presiden sebelumnya, Habibie, Gus Dur dan Megawati.

Jadi siapa bilang Jokowi tak mampu berpolitik? Siapa bilang Jokowi, yang kata orang" planga plongo" tidak mampu dalam memerintah dan mengurus negara? Dalam priode pertama ( 2014-2019) sudah membuktikan, terlepas suka atau tak suka, terlepas dari gonjang ganjing hasil Pilpres 2019, faktanya Jokowi menjadi Presiden lagi untuk priode kedua. Dan seharusnya jika bijak dalam politik dan paham akan tata pemerintahan, siapapun seharusnya menghormati Jokowi, kenapa?

Karena Jokowi secara resmi, legal dan disahkan oleh KPU, dan sudah dilantik menjadi Presiden untuk kedua kali, itu hasil Pipres 2019, ya harus dihormati oleh siapapun. Jokowi bukan lagi pribadi, orang perorang, atau bahkan menurut Ibu Itu, katanya Jokowi Petugas Partai. 

Loh ga bisa begitu, ketika Jokowi terplih kembali dalam Pilpres 2019 yang lalu, maka Jokowi harus melepaskan segala embel-embel yang melekat pada dirinya, karena Jokowi adalah Presiden RI, salah satu lembaga negara RI yang wajib kita hormati, terlepas dari suka atau tidak suka. senang atau tidak, mendukung atau tidak mendukung, sesama partai atau bukan.

Jadi apa yang salah dari Jokowi? Ini bukan bahasanya penjilat, tapi ini faktanya, Jokowi adalah Presiden yang menurut UUD 1945 yang sudah diamandemenkan sampai 4 kali, berhak untuk tetap menjadi Presden RI sampai 2024! 

Sekali lagi, terlepas dari Anda suka atau tidak atas segala kebijakannya. Nah kalau ada wacana yang mengatakan agar Jokowi bisa untuk priode ketiga, ya nanti dulu, karena ini berarti menyangkut UUD 1945.

Tak ada pasal atau ayat dalam UUD 1945 yang sudah diamandemenkan menyatakan bahwa Presiden dapat dipilih kembali untuk masa jabatan ke tiga atau dapat dipilih kembali untuk dua kali masa jabatan sebelumnya. Wah itu berarti UUD 1945 harus diamendemenkan lagi, ya repot. Dua priode sudah cukup, itupun jika tak ada halangan apapun. Ini untuk member kesempatan warga negara yang lainnya, yang memang ingin mengabdikan dirinya menjadi Presiden RI ke 8.

Memang sudah muncul nama-nama lewat media, seperti Prabowo, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Puan Maharani, AHY, Airlangga, Muhaimin,  dan lain sebagainya. 

Nah Jokowi masih digadang-gadang untuk maju lagi, padahal UUD 1945 sudah membatasi masa jabatannya sampai 2024. Bahkan ada yang menyandingkannya dengan lawan politiknya disaat Pilpres 2019 lalu, Jokowi-Prabowi, walau itu wacana, tapi bahaya untuk kehidupan bernegara, mengapa?

Karena bila ini kejadian, akan menjadi preseden buruk untuk selanjut. Nanti setiap Presiden karena sedang berkuasa dan didorong oleh berbagai kepentingan akan merubah UUD 1945 agar bisa terus berkuasa atau memegang kekuasaan, bila ini terjadi, lalu negara demokrasinya di mana? 

Jangan-jangan akan seperti Orde lama, yang berkuasa kurang lebih 20 tahun ( 1945-1965 ) dan Orde baru yang berkuasa sampai 32 tahun, berakhir 1998 lalu, karena ada kalimat dalam UUD 1945 yang belum diamandemenkan, Presiden boleh dipilih kembali, Titik. Apa yang terjadi? Anda sudah tahu, dan sudah menjadi sejarah kelam bagi Indonesia.

Sekali lagi bila wacana Jokowi 3 priode benar-benar terjadi, siapa yang menjamin ketika sudah tiga priode berjalan, karena berbagai kepentingan dan alasan, akan muncul ide empat priode, begitu seterusnya, bukankah ini bahaya? 

Memang eloknya Jokowi bisa meniru SBY, yang mengatakan cukup 2 Priode saja, walau saat itu, bahkan ada wacana yang mengagadang-gadang, Any Yudhoyono, untuk dimajukan untuk mengikuti  Pilpres. Tapi SBY bijak, cukup saya saja, Ibu Ani tidak.

Kembali ke Jokowi, jadi salah Jokowi itu apa? Soal dikritik ya biarin aja, bukankah kritik ibarat jamu, pahit tapi obat untuk kesehatan. Mana ada sih Presiden sebagai Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan, Perdana Menteri dan lain sebagainya yang tampa kritik? Apa lagi di negara yang mengaku demokrasi, kritik itu lumrah adanya. 

Jangan sebentar-sebentar yang mengkritik ditangkap atau ditahan, memangnya Indonesia negara dictator? ( Faktanya, banyak pengkritik Jokowi yang aman-aman aja tuh, lihat tulisan saya sebelumnya: " Kiat Mengkritik Pemerintah tetap Aman?" Indonesia adalah negara demokrasi, pemerintahan yang berasal dari, oleh rakyat dan untuk rakyat, jelas bukan?

Jadi mengkritik Jokowi sebagai Presiden boleh-boleh saja. Bahkan di jaman Gus Dur, Gus sampai mengkritik dirinya sendiri. " Ini pasangan Presiden dan Wakil Presiden paling unik, katanya" Presidenya ga bisa melihat, wakilnya ga bisa ngomong" Kata Gus Dur santai. Dan di era Gus Dur, konon satu-satunya Presiden yang membolehkan rakyat masuk ke istana pakai sandal saja, dan penuh dengan guyonan. Bahkan ada acara TV yang memparodikan Gus Dur, Gus Dur enjoi aja tuh.

Oke kembali ke Jokowi, apa yang salah darinya? Ya kalau dicari ya banyak, tapi jangan lupa ada juga kebaikannya atau keberhasilnya, jadi jangan menapikan. 

Nah untuk pilpres 2024 mendatang ya silahkan, partai-partai menggadang-gadang jagonya atau calonnya masing-masing, walau ada yang bilang, coba menahan diri, karena masih kovid 19. Tapi yang namanya waktu kan berjalan terus, ya sudah biarkan saja berjalan sebagai mana adanya.

Untuk mengakhiri, ada pesan singkat" Yuk kita hormati Jokowi sebagai Presiden RI, kalau bukan kita sebagai  rakyat Indonesia yang menghormatinya, siapa lagi? Jokowi sah sebagai Presiden RI untuk priode ke dua, kita hormati, kalau mengganti ya tunggu pada Pilpres  2024 mendatang, karena memang masanya atau jabatannya akan berakhir pada tahun 2024, kecuali ada hal-hal yang saya sendiri tak tahu. Yang ingin menjadi Presiden RI selanjutnya, sabar dikit napa. Bukankah Tuhan mencintai orang-orang yang sabar. " Sabar subur, ga sabar kecebur", itu kata anak Betawi. Salam, semoga NKRI tetap jaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun