Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kiat Mengkritik Pemerintah Tetap Aman?

19 Agustus 2021   08:43 Diperbarui: 19 Agustus 2021   08:47 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Najwa Shibah tetap eksis di " Mata Najwa" dan Karni Ilyas dengan ILC tutup. Kaltimtribuns.com

Ada tokoh yang bisa Anda lihat setiap saat di Youtube, dan suaranya tak habis-habisnya mengkritik kebijakan Presiden Jokowi. Anda pasti tahu siapa orangnya, hebatnya betapapun kritikan begitu pedas dan tajam, tak terdengar, tokoh yang satu ini ditangkap atau ditahan pemerintah. 

Pernah mau ditangkap atau mau ditahan, eh batal. Ini tokoh keren habis. Gelarnya ga macem-macem, tapi daya kritisnya dalam logika luar biasa.

Jarang ada dalam diskusi terutama di acara ILC yang sudah almarhum di TV, yang bisa menandinginya. Ada sih yang pura-pura hebat, mencoba mengalahkan logika si tokoh ini, tapi ketika terdesak, kalah dalam adu argumentasi, maka sitokoh dipojokan ke masalah pribadi. 

Maka muncul olokan: " bujangan tua" , " sudah tua, ga laku-laku" atau dengan pertanya retoris yang satire" Kapan kawin? " Berbagai jenis bullyan lainnya. Hebatnya si tokoh kita ini, santai aja mendengar olokan tersebut, sambil senyam senyum mendengarkan serangan yang kearah pribadi, luar biasa.

Siapa tokoh itu? Akh Anda jangan pura-pura tak tahu, kata " dungu!' keluar dari mulut tokoh ini, bahkan bukan ditujukan kepada orang biasa, kata itu keluar untuk orang nomor satu, di negeri yang kata orang negeri bukan-bukan, bukan Islam,  bukan sekuler. 

Bahkan seringkali kritiknnya begitu tajam, setajam silet pada pemerintah, namun susah  untuk menahannya atau susah mencari pembenaran untuk bisa menahannya, bandingkan dengan kasusnya ulama yang ormasnya dibubarkan pemerintah. 

Tokoh yan satu ini dengan jenaka bila ingin mengkritik,  mikir dulu, agar tak kena delik aduan, terutama aduan dari para busser, dan tokoh kita ini selamat sampai sekarang.

Lalu apa hubunganya dengan judul di atas? Ya Ada bisa ambil kesimpulan sendiri  atau belajar dari tokoh ini. Jadi bila ingin mengkritik pemerintah, namun tidak ditangkap atau ditahan ya gunakan cara tokoh kita ini. Apa saja? Y

uk kita mulai, kita bahas , kita kuliti mengapa tokoh yang satu ini tak ditahan, tak ditangkap padahal kiritkannya luar bisa nyelekitnya, luar biasa tajamnnya.

Oya tokoh ini pernah saya tulis ketika Presiden Jokowi akan memilih para menterinya. Tokoh ini bersama Mata Najwa dan Karni Ilyas, agar tidak diangkat menjadi menteri atau pembantunya Presiden. Alasannya sederhana: Biarkan ketiga tokoh ini tetap berada di luar pemerintah, agar daya kritis ketiga tokoh ini tetap menjadi pelita pendidikan bagi rakyat banyak via TV atau media elektronik.

Namun dari ketiga tokoh ini, hanya tinggal Najwa Shihab yang tetap eksis di acara sendiri, acara " Mata Najwa". Sedangkan ILC, yang dimotori oleh Karni Ilyas, terpaksa tutup, dengan berbagai alas an, tapi ujung-ujungnya tetap yang punya TV yang berkuasa. Karni Ilyas dengan acaranya, ILC, tamat di TV. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun