Sumatera Selatan (umumnya disingkat Sumsel) adalah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Selain itu, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, Palembang telah terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya. Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan.
Dengan posisinya yang menempati urutan kedua dan menjadi kota terbesar, tentu saja kota Palembang juga dipadati oleh para penduduk. Hal tersebut akan berpengaruh pada kegiatan sosial dan aktivitas-aktivitas dalam masyarakat. Salah satu permasalahan yang akan saya sorot dari Sumatera Selatan adalah permasalahan pendidikan.
Permasalahan yang cukup serius, yaitu permasalahan tentang guru. Dikutip dari IDN Times, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Palembang Ahmad Zulinto bahwa kota Palembang membutuhkan 2.000 guru SD. Hal ini disebabkan kareba banyaknya jumlah guru yang pensiun. Akibatnya, setiap Sekolah Dasar bisa kekurangan 4 – 6 guru.
Selain itu, masalah yang cukup menjadi perhatian publik, yaitu penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak sebanding dengan jumlah guru pensiunan sehingga banyak sekolah yang mengandalkan guru honorer. Dengan sekolah yang cukup banyak, tentu saja juga membutuhkan tenaga pendidik tidak perduli itu guru yang sudah bersertifikat atau masih honorer. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan guru di sekolah.
Usaha yang dilakukan oleh pihak Disdik adalah melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Kota Palembang untuk mengatasi kekurangan guru terutama di SD serta pihak Disdik juga akan mencoba satu konsep agar guru-guru dan kepala sekolah yang sudah pensiun secara standardisasi dan kualifikasi untuk diberdayakan lagi kembali menjadi tenaga pendidik di SD.
Selain permasalahan diatas, ada juga permasalahan yang juga dianggap serius, yaitu pandemi Covid 19 yang berdampak pada Pembelajaran Jarak Jauh. Selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), kualitas pendidikan di Sumatera Selatan menurun sampai 30 persen. Dikutip dari Gatracom, dengan adanya Covid 19 ini menjadikan efektivitas pembelajaran berkurang karena para siswa tidak bertatapan muka langsung dengan guru sehingga tidak semua pelajaran tertangkap dengan baik oleh para siswa. Banyak pihak yang mengakui suasana belajar dalam daring atau online ini membuat sejumlah pihak lelah.
Pemerintah mengatasi hal tersebut dengan cara memantau wilayah-wilayah sesuai dengan zonanya. Dengan begitu, pemerintah mengeluarkan kebijakan bagi mereka yang berada di zona kuning dan hijau diizinkan untuk sekolah bertatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan. Sedangkan mereka yang masih berada di zona merah harus bisa menahan diri untuk tetap belajar secara daring atau online. Pemerintah melakukan hal tersebut untuk kebaikan anak-anak dan lingkungan sekitar.