Mohon tunggu...
viola nur sulaeman
viola nur sulaeman Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - FDIKOM - Pengembangan Masyarakat Islam

Mahasiawa Semester 2

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metodologi Dakwah di Era Modern: Menyamai Pesan Ilahi dengan Strategi dan Media Terkini

29 April 2025   08:29 Diperbarui: 29 April 2025   08:29 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada pertemuan ke delapan dengan dosen kami Drs. Study Rizky KL. M. AG

Metodologi Dakwah di Era Modern: Menyemai Pesan Ilahi dengan Strategi dan Media Terkini

Dakwah sebagai inti ajaran Islam memiliki peranan penting dalam membentuk peradaban yang berlandaskan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Secara bahasa, kata "dakwah" berasal dari bahasa Arab yang berarti ajakan atau seruan. Dalam praktiknya, dakwah adalah proses komunikasi spiritual antara seorang dai (penyeru) dan mad'u (yang diseru), bertujuan mengajak manusia kembali kepada jalan Allah SWT dengan metode yang bijak dan cara yang santun. Dakwah bukan semata-mata berbicara di mimbar, melainkan sebuah gerakan menyeluruh yang menyentuh ranah spiritual, sosial, budaya, dan bahkan teknologi.

Dalam perjalanan sejarahnya, metode dakwah mengalami perkembangan yang dinamis. Al-Qur'an telah memberikan landasan metodologis dakwah dalam Surah An-Nahl ayat 125 yang menekankan tiga pendekatan utama, yakni hikmah (kebijaksanaan), mauizhah hasanah (nasihat yang baik), dan jidal billati hiya ahsan (berdialog dengan cara terbaik). Ketiga pendekatan tersebut memberikan panduan bahwa dakwah tidak bisa disampaikan dengan satu cara saja, melainkan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, dan tingkat pemahaman mad'u. Saat berbicara kepada ilmuwan misalnya, dai dianjurkan untuk menyampaikan argumen secara logis dan ilmiah, sedangkan kepada masyarakat awam, pendekatan emosional dan praktis lebih dianjurkan.

Efektivitas dakwah juga bergantung pada kemampuan komunikatif seorang dai. Seorang dai bukan hanya dituntut cakap secara verbal, tetapi juga harus memiliki integritas moral, kesiapan mental, ketulusan niat, serta kepercayaan diri yang stabil. Komunikasi dakwah yang berhasil adalah yang mampu menyentuh hati, membangkitkan kesadaran, serta menggerakkan perilaku. Strategi komunikasi yang baik melibatkan analisis kebutuhan audiens, segmentasi mad'u, pemilihan media yang tepat, dan penyusunan pesan yang kontekstual. Pada saat yang sama, aspek psikologi juga sangat menentukan. Dai harus memiliki kepribadian yang mencerminkan nilai-nilai Islam seperti sabar, tawakal, jujur, rendah hati, terbuka terhadap kritik, serta bebas dari penyakit hati seperti iri dan sombong. Keteladanan adalah media dakwah paling ampuh yang mampu menginspirasi tanpa kata-kata.

Seiring perkembangan zaman, dakwah mengalami transformasi media. Jika dahulu dakwah disampaikan secara lisan di masjid atau majelis taklim, kini ia merambah ke ranah digital. Media sosial seperti YouTube, Instagram, TikTok, dan podcast telah menjadi mimbar baru bagi para dai dalam menyampaikan pesan Islam. Ceramah-ceramah pendek dalam bentuk video, kutipan motivasi Islami, hingga kajian live streaming menjadi sarana yang diminati generasi muda. Selain itu, hadir pula aplikasi dakwah interaktif, 

e-book Islami, blog dakwah, hingga animasi edukatif yang menjangkau anak-anak. Dakwah kontemporer tidak lagi bergantung pada ruang dan waktu karena internet memungkinkan pesan keislaman disampaikan kapan saja dan kepada siapa saja.

Namun demikian, penggunaan teknologi dalam dakwah harus dibarengi dengan etika dan tujuan yang benar. Media hanyalah alat, bukan tujuan. Tantangan utama dakwah digital adalah menjaga otentisitas pesan agar tidak terdistorsi oleh popularitas atau algoritma. Karena itu, dai digital harus tetap menjaga niat, memperkuat pemahaman agama, dan menyampaikan ajaran Islam dengan penuh tanggung jawab dan cinta. Dunia maya adalah medan dakwah yang luas dan penuh potensi, tetapi juga menuntut kebijaksanaan lebih agar tidak menjadi bumerang.

Akhirnya, dakwah yang ideal bukanlah yang paling viral, tetapi yang paling membekas di hati. Metodologi dakwah harus terus diperbarui tanpa menghilangkan esensinya. Keteladanan, kelembutan, kecerdasan, dan teknologi yang dimanfaatkan secara bijak adalah kunci keberhasilan dakwah masa kini. Semoga setiap langkah kecil dalam menyampaikan kebaikan menjadi bagian dari perjuangan besar untuk menegakkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun