Mohon tunggu...
Viola Gaisani
Viola Gaisani Mohon Tunggu... 24107030003

je pense, donc je suis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Yogyakarta ke Klaten: Mudik, Antara KAI, GrabCar, dan Kerinduan Tak Terbendung

27 Maret 2025   23:04 Diperbarui: 27 Maret 2025   23:04 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan Menuju KAI Lempuyangan Dengan GrabCar (DocPri)

Yogyakarta, menjadi langkah awal perjalanan penuh kerinduan. Jalanan kecil dan sesekali macet di beberapa titik tertentu, menjadi saksi bisu seorang gadis dengan hati tak karuan. "Gak sabar sampai rumah!" Sesekali kalimat itu terus mengusik hati. Memandang jalanan penuh kendaraan dengan pemilik yang membawa beberapa tas dan kardus, pertanda pulang kampung! Kembali menjejak ke pelabuhan ternyaman, tak sabar bersandar dalam hangat yang tak asing, pelukan nyaman yang selamanya menanti kepulangan penuh rindu.

Mudik ini ditemani GrabCar dan KAI, dua transformasi yang saling melengkapi perjalanan mudik. Pukul 10.23, perjalanan dimulai, menunggu GrabCar yang datang menjemput.

Sebagai seseorang yang lahir di Sumatera dan besar di NTB, mudik ke Klaten bagi saya sudah biasa, karena memiliki darah Jawa yang memang hampir setiap tahun kami pulang kampung untuk merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung. Kuliah di Yogyakarta, karena memang ingin menuntut ilmu di sini. Mendapat kemudahan untuk pulang kampung ke Klaten itu hanya keuntungan tambahan bagi saya.

Lintasan menuju KAI Lempuyangan, memang tak pernah benar-benar sepi, terlebih saat Lebaran semakin dekat. 

Bapak Gesta, Pengemudi GrabCar (DocPri)
Bapak Gesta, Pengemudi GrabCar (DocPri)
"Jalanan sekitar sini akan macet, karena sekarang sedang banyak yang mudik. Selain itu, akan semakin macet jika bersamaan dengan jam pulang kerja di sore hari. Biasanya, penumpang akan meminta diturunkan tidak di depan KAI, karena kemacetan yang dapat menyebabkan keterlambatan, sehingga penumpang meminta untuk berhenti di bawah Jembatan Lempuyangan," ujar Gesta, pengemudi GrabCar.

Kemacetan di Jembatan Lempuyangan (DocPri)
Kemacetan di Jembatan Lempuyangan (DocPri)
Jembatan Lempuyangan memang sering menjadi titik kemacetan karena sebagai persimpangan strategis yang menghubungkan area ramai pengunjung seperti, Malioboro, Stasiun Lempuyangan, bahkan sebagai penghubung pusat kota. Sehingga, persimpangan strategis ini dipadati dengan deru berbagai jenis mesin transportasi, motor yang lincah, mobil pribadi yang teguh di tengah kemacetan, GrabCar yang tak henti memenuhi panggilan, hingga angkutan umum yang hadir dalam setiap ujung kota. Saat musim liburan dan mudik Lebaran seperti ini, arus kendaraan membanjir, sehingga roda-roda tak henti berputar perlahan di lautan aspal.

"Sudah mulai ramai penumpang mudik sejak minggu lalu, dan sebagian besar tujuan penumpang menuju Stasiun KAI Lempuyangan. Dari cerita beberapa penumpang, yang ingin mudik akan menitipkan motor pribadi ke teman atau keluarga yang tidak pulang kampung, dan memilih menggunakan GrabCar kemudian turun di KAI" ujar lanjut Gesta, pengemudi GrabCar.

Bagi saya, ini memang pilihan yang tepat, di tengah teriknya matahari, dan tenggorokan yang kering karena sedang berpuasa, menjadikan kombinasi dua transportasi ini, GrabCar dan KAI sebagai alternatif transportasi yang tepat bagi para pemudik, sehingga dapat membuat perjalanan lebih efisien dan praktis. GrabCar tentu dapat memudahkan perjalanan menuju stasiun tanpa perlu membawa kendaraan pribadi dan menawarkan harga yang terjangkau sesuai dengan jarak yang ingin di tempuh. Kemudian, dengan penggunaan KAI, selain dapat mengurangi kemacetan terutama saat mudik seperti ini, juga menawarkan harga yang murah. Dengan titik awal di KAI Lempuyangan dan turun di KAI Stasiun Klaten, hanya menghabiskan 8 ribu. Sementara, jika dibandingkan dengan kendaraan pribadi yang memerlukan bensin akan lebih banyak mengeluarkan biaya. Belum lagi lelah karena berkendara di saat berpuasa seperti ini.

Deva, Penumpang KAI Lempuyangan (DocPri)
Deva, Penumpang KAI Lempuyangan (DocPri)
KAI Lempuyangan (DocPri)
KAI Lempuyangan (DocPri)
"Stasiun KAI Lempuyangan membeludak sejak minggu lalu, tetapi petugas tetap memberikan kami kenyamanan dengan menambahkan tempat duduk tambahan, dan memastikan antrean tetap tertib. Sehingga, keramaian di stasiun tidak menjadi masalah bagi kami sebagai penumpang," jelas Deva, salah satu penumpang di Stasiun KAI Lempuyangan. Dia menambahkan, "Saya memilih menggunakan kereta, karena menawarkan harga yang ramah di kantong untuk saya yang masih mahasiswa. Selain itu, jalanan sangat padat belakangan ini, jika memanfaatkan kereta, saya tidak perlu merasakan padatnya perjalanan saat mudik,"

Setelah perjalanan mudik yang membuat hati tak karuan karena bercampur kerinduan, tiba saatnya kembali menukar sapa dengan keluarga di kampung. 

KAI Klaten (DocPri)
KAI Klaten (DocPri)
(DocPri)
(DocPri)
Saat itu di Stasiun KAI Klaten, saya menunggu keluarga di antara deru kereta, langkah-langkah yang entah kapan berhenti bergerak, dan denting pengumuman yang terus berulang.

Sambil menunggu, terlihat orang-orang sedang sibuk mengangkat barang bawaan untuk segera kembali pada tempat tujuan masing-masing. Sementara di sisi lain, terlihat di depan Stasiun KAI Klaten tidak ramai pedagang kaki lima seperti sebelum bulan ramadan tiba, dan akan kembali ramai penjual menjelang ingin berbuka puasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun